Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mengakhiri Ketidakberdayaan Akibat Perangkap COVID-19

Oleh: Ketua MPR RI Bambang Soesatyo

Jumat, 03 Juli 2020 – 11:06 WIB
Mengakhiri Ketidakberdayaan Akibat Perangkap COVID-19 - JPNN.COM
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet. Foto: Humas MPR RI

AS tidak berdaya karena gagal fokus, tidak antisipatif dan gagal menahan laju percepatan penularan. Seorang anggota gugus tugas penanganan Virus Corona di AS bahkan membuat perkiraan bahwa pertambahan kasus baru per hari bisa mencapai angka 100.000 dalam jangka dekat, jika tidak segera dilakukan koreksi kebijakan. Uni Eropa pun sudah menetapkan larangan bagi turis asal AS masuk wilayahnya.

Andalkan Akal Budi

Akibat ketidakberdayaan melawan virus Corona, para ahli mencari jalan pintas. Keluarlah rekomendasi penguncian, pembatasan sosial hingga karantina mandiri. Hanya itu alternatif yang tersedia.

Dan, sebagaimana telah dipahami bersama, penguncian atau pembatasan sosial yang telah dilaksanakan sejak beberapa bulan lalu itu menyebabkan hampir semua motor penggerak ekonomi dimatikan.

Jalan pintas ini harus diambil karena komunitas global bersepakat untuk lebih memrioritaskan keselamatan dan kesehatan semua orang. Ketika kesepakatan tak tertulis ini dipraktikan, semua orang tahu akan risiko teramat besar yang harus ditanggung bersama, yakni memburuknya kinerja perekonomian dunia.

Artinya, demi keselamatan semua orang, para perumus kebijakan di banyak negara dengan kesadaran penuh telah mengambil keputusan pahit yang menyebabkan perekonomian global terjerumus ke jurang resesi. Pandemi Covid-19 nyata-nyata memerangkap semua orang.

Baru-baru ini, Dana Moneter Internasional (IMF) membarui proyeksinya tentang pertumbuhan ekonomi dunia. IMF menghitung bahwa perekonomian global tahun ini terkontraksi atau tumbuh negatif 4,9 persen.

IMF juga memperkirakan kerugian skala global akibat pandemi virus corona mencapai 12 triliun dolar AS atau sekitar Rp 168.000 triliun. Perkiraan kerugian sebesar itu disebabkan perekonomian 95 persen negara di planet ini tumbuh negatif.

Sebelumnya, atau pada April 2020, lembaga multilateral ini menyajikan perkiraan bahwa ekonomi dunia akan terkontraksi 3 persen.

Sedangkan Bank dunia juga telah menyajikan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini minus 5,2%. Tentang prospek Indonesia, gambarannya sudah dipaparkan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Setelah masih bisa tumbuh positif di kuartal pertama, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2020 bisa minus 3,1 persen. Proyeksi para ahli itu menghadirkan gambaran wajah dunia yang serba suram, dan tentu saja menakutkan bagi banyak orang. Apalagi sudah dimunculkan perkiraan tentang lonjakan jumlah warga miskin.

Dinamika kehidupan bersama tidak akan pernah bisa ideal lagi jika semua komunitas terus membiarkan ketidakberdayaan sekarang ini. Bukankah WHO sudah memastikan bahwa Virus Corona masih akan ada dalam kehidupan manusia untuk jangka waktu yang belum bisa dihitung. Itu berarti kehidupan semua orang di hari-hari mendatang akan selalu berdampingan dengan virus ini.

Maka, sebagai makhluk berakal budi, semua orang harus berusaha keluar dari cengkeraman perangkap pandemi Covid-19. Memang, pemulihan dalam skala global tidak akan mudah atau memakan waktu lama, karena dunia masih dibayangi gelombang kedua penularan Covid-19. Namun, inisiatif baru harus diambil dan dipraktikan untuk merawat dan melanjutkan kehidupan bersama.

Pilihan yang tersedia adalah new normal atau pola hidup baru dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan konsisten. Semua elemen masyarakat harus mengambil pilihan ini dan mempraktikannya untuk mengakhiri ketidakberdayaan akibat perangkap pandemi Covid-19 sekarang ini. (rl/jpnn)

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet mengatakan, resesi ekonomi 2020 pun menjadi konsekuensi logis yang harus diterima apa adanya akibat pandemi COVID-19.

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close