Mengapa Lailatulqadar Dinantikan? Ulama Ini Ulas Alasannya
jpnn.com, JAKARTA - Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zaninul Majdi menilai umat Islam di dunia sangat menantikan Ramadan. Terlebih dalam Ramadan terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu malam Lailatulqadar.
"Malam Lailatulqadar merupakan satu opportunity dalam Ramadan dan kesempatan yang sangat mahal yang diberikan Allah SWT. Itu lebih baik dari seribu bulan," jelas TGB pada talkshow bertajuk "Hikmah Malam Lailatul Qadar" yang diselenggarakan BKN PDI Perjuangan di YouTube, Sabtu (30/4).
Mantan gubernur NTB itu menerangkan salah satun keistimewaan malam Lailatulqadar ada peristiwa yang sangat penting bagi sejarah perjalanan umat Islam, yaitu diturunkannya Al-Qur'an dari Lauhil Mahfudz ke Baitul Ijjah.
Keistimewaan lainnya, kata TGB, malam Lailatulqadar merupakan momen Allah SWT menetapkan takdir perjalanan setiap umat manusia pada setahun yang akan datang. Jadi, malam Lailatulqadar merupakan momen yang sangat krusial dan simbolis.
"Lalu, kemudian pada malam Lailatulqadar itu juga ada penetapan tentang satu tahun yang akan datang, tentang semua makhluk termasuk takdir kita di dalamnya," jelas TGB.
TGB kemudian mengurai tentang penetapan takdir untuk seluruh umat manusia bahwa salah satu derivasi dari malam Lailatulqadar adalah attakdir.
"Memang Lailatulqadar itu bisa diambil dari 'attakdir', yaitu ketetapan. Lalu juga bisa bermakna 'al-qadru asy-syaraf' yang berarti satu kemuliaan", jelas TGB.
Sementara itu, TGB memberikan gambaran terkait kapan waktu datangnya malam Lailatulqadar. Dia berdasarkan penafsiran para ulama atas hadis Rasulullah SAW, maka malam Lailatulqadar turun pada sepuluh malam terakhir di Ramadan.