Mengapa Masyarakat Kota Lebih Rentan Terkena Diabetes?
Fenomena itu sejalan dengan hasil Riskesdas tahun 2018 yang menobatkan Jakarta sebagai kota dengan angka kejadian diabetes tertinggi di Indonesia. Pasalnya, jumlah penyandang diabetes di Jakarta terus meningkat, dari awalnya 2,5 persen pada tahun 2013 menjadi 3,4 persen di tahun 2018.
Diperkirakan bahwa jumlah penyandang diabetes yang terdapat di Jakarta hingga saat ini mencapai lebih dari 250 ribu orang.
Sayangnya, data pasien diabetes yang terdaftar di Diabetes Surveillance Data dari Dinas Kesehatan ‘hanya’ 12.775 orang. Artinya, masih banyak penyandang diabetes yang masih belum tercatat dan mendapatkan pengobatan yang tepat untuk penyakitnya.
Padahal, apabila kadar gula darah pasien diabetes tidak terkontrol dengan baik, komplikasi bisa segera terjadi. Beberapa komplikasi yang dimaksud, antara lain:
Hipoglikemia. Ini adalah kadar gula darah sangat rendah, yang dapat mengakibatkan pingsan hingga kematian
Hiperglikemia. Ini adalah kadar gula darah terlalu tinggi, yang dapat menyebabkan pingsan, infeksi, hingga kematian
Gangguan pada berbagai organ vital tubuh, seperti stroke, serangan jantung, kebutaan, infeksi paru, penyakit arteri perifer, infeksi kaki diabetes, kerusakan saraf, gagal ginjal, dan lain sebagainya.
Solusi diabetes untuk masyarakat kota
Untuk mencegah diabetes dan mengontrol gula darah agar tetap stabil, yang paling penting harus dilakukan adalah menjalani gaya hidup sehat. Memang, hal tersebut tidak mudah dilakukan, apalagi bila Anda hidup sebagai masyarakat perkotaan.
Salah satu hal yang memengaruhinya adalah kemunculan berbagai gerai makanan kekinian di setiap sudut kota.
Bahkan, tidak perlu susah-susah melangkahkan kaki untuk mendapatkan sajian tersebut, penduduk kota juga dimanjakan dengan berbagai aplikasi daring. Di mana, hanya dengan satu sentuhan jari, makanan dan minuman tinggi gula, kalori dan lemak tersebut dapat sampai ke tangan untuk dinikmati.