Mengapa Proses Evakuasi Longsoran di Bandara Sangat Lama?
jpnn.com, JAKARTA - Proses evakuasi dua karyawati GMF atas nama Dianti Diah Ayu Cahyani Putri dan Mukhmainna Syamsuddin menjadi perhatian masyarakat.
Keduanya menjadi korban tanah longsor yang terjadi pukul 17.00 WIB, Senin (5/2) di perimeter selatan Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Di mana Putri berhasil dievakuasi setelah 10 jam lamanya, kemudian Mukhmainna baru 14 jam kemudian berhasil dibawa ke RS terdekat.
Lalu mengapa proses evakuasi tersebut sangat lama dilakukan tim Basarnas?
Humas Basarnas M Yusuf Latif mengakui prosedur evakuasi korban longsor tidak bisa sembarangan dan asal-asalan dilakukan.
"Semua harus diperhitungkan dengan baik, sesuai prosedur dan nggak bisa main asal evakuasi saja karena kami mengutamakan keselamatan korban yang masih hidup. Beda kalau korbannya sudah meninggal," ujar Yusuf saat dihubungi jpnn.com, Rabu (7/2).
Untuk mengevakuasi longsoran di bandara, tim Basarnas harus menggunakan soring (penyangga) untuk menopang bangunan runtuh. Tujuannya agar korban yang terjepit di dalam mobil tidak terkena runtuhan lagi yang justru memperparah kondisi mereka.
"Makanya kenapa sampai prosesnya lama? Untuk membuat soring itu yang lama. Kalau main kami angkut saja atau potong, khawatir bahan bakarnya tumbah dan terjadi kebakaran, apalagi korban masih dalam keadaan hidup. Harus sedikit demi sedikit dilakukan," jelasnya.