Mengemis Hasilnya Bisa Rp 200 Ribu per Hari, Dua Anak Kuliah
“Dulu hasilnya lumayan, bisa buat sekolahin anak. Bisa buat kirim ke kampung,” imbuhnya.
Di bulan Ramadan, Abd tak merasakan ada peningkatan penghasilan. Pendapatannya nyaris stagnan di angka Rp 50 ribu per hari. Bahkan, untuk bisa bayar kontrakan dan makan sehari-hari saja dianggapnya sudah cukup.
Abd pun tidak berani jauh-jauh untuk mangkal. Hampir setiap hari ia pergi ke wilayah Plered. Lalu ke sejumlah toko batik di Desa Trusmi. Setelah itu, baru keliling di kota. Ada beberapa teknik yang ia gunakan agar bisa mendapat hasil banyak uang.
Pertama adalah dengan cara meminta-minta mengharap belas kasihan. Tapi, cara ini sudah kurang ampuh. Kadang, dia berpura-pura kehabisan uang dan tak bisa pulang ke kampung halaman. Ternyata, cara ini cenderung berhasil dan hasil yang didapat juga cukup banyak.
Ia pun kemudian menujukkan uang lembaran kertas dari kantong bajunya. Nampak saat itu terlihat pecahan uang dari seribuan, dua ribuan, lima ribuan dan sepuluh ribuan sudah berhasil ia kantongi.
Dia mengaku tak merasa malu untuk menjadi peminta-minta. Cara ini sengaja ia pilih karena jauh dengan tempat tinggalnya di Sumenep dan tidak akan bertemu dengan tetangga rumahnya.
“Keluarga tahu, tapi kalau tetangga tidak tahu. Kadang saya liburan dan mudik, ya mau kerja apalagi kan saya sudah tua dan keluarga harus tetap makan,” ucapnya.
Abd tak tahu sampai kapan akan mengemis. Saat ini dirinya berkeyakinan, mencari uang dengan berharap belas kasihan orang lain adalah cara yang paling mudah dilakukannya.(yuz/jpg/sam/jpnn)