Mengenal Komunitas Waria di Sorong, Berkontribusi Meski Dipandang Sebelah Mata
jpnn.com - KOMUNITAS ini lebih sering dipandang sebelah mata. Padahal, faktanya mereka ada dan menjadi bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehiduan masyarakat. Waria, wanita pria, meski dipandang sebelah mata tetap memberik kontribusi buat masyarakat.
Nur Hayyu Supriatin, Radar Sorong
Lapangan Hocky di Kota Sorong, Minggu (6/12) pagi kemarin dipadati ribuan warga. Beberapa di antaranya kompak menggunakan kaos oblong berwarna putih pada bagian kiri kaos tampak logo pita berwarna merah yang disertai tulisan hari AIDS sedunia Indonesia 01.12.2015 Perilaku Hidup Sehat.
Di atas panggung tampak beberapa orang dengan kaos putih yang tengah berdiskusi dengan akrab. Yang menarik, ada beberapa wanita yang tampak berbeda, berambut sebahu, memakai jins ketat, dengan wedges dan make up yang tebal dari yang lain. Meskipun berbeda dari yang lain namun, mereka tampak kompak bercanda bersama.
Mereka adalah waria. Menyandang status waria tak lantas membuat mereka minder dan menutup diri, senyuman semringah jelas tampak dari wajah mereka yang beralaskan make up. Mereka mengakui akan adanya stigma dan diskriminasi dari warga, namun, inilah mereka, diri mereka, dan pilihan mereka.
Ketua Forum Komunikasi Waria (FKW) Kota Sorong, Aan atau yang kerap kali dipanggil Bunda Aan mengatakan, mereka berkumpul di sini bukan untuk sekadar bertemu muka saja, namun untuk menyatukan visi-misi.
Bunda Aan menjelaskan, bahwa pihaknya kerap kali mengikuti lomba baik tingkat daerah maupun nasional. Beberapa penghargaan dan prestasipun berhasil ditorehkan para waria. Namun, dia menyayangkan akan penilaian publik yang masih memandang waria dengan sebelah mata.
Pasalnya para waria pun turut memberikan kontribusi besar bagi kota, selain memiliki kemampuan dalam bidang tata rias, mereka pun membawa nama kota setiap kali ikuti perlombaan.