Mengenal Ruhana Kuddus, Jurnalis Perempuan yang Menjadi Pahlawan Nasional
Ruhana Kuddus memberikan perhatian untuk perempuan Indonesia agar bisa belajar membaca, menulis, memahami budi pekerti, keuangan, bahasa Belanda, dan pengetahuan agama.
Pada 10 Juli 1912, Mak Tuo (tante, red) dari penyair Chairil Anwar itu mendirikan surat kabar Soenting Melayoe karena ingin perjuangannya dalam memajukan kaum perempuan di daerahnya bisa diketahui orang banyak.
Soenting Melayoe ini menjadi surat kabar pertama dengan seluruh pekerja, mulai dari pemimpin redaksi, redaktur, hingga penulis merupakan perempuan sehingga media itu disebut sebagai surat kabar perempuan pertama di Indonesia.
Surat kabar tersebut memiliki motto 'dari, oleh, dan untuk perempuan' dengan harapan semakin banyak perempuan yang ikut berjuang memajukan kesetaraan gender, khususnya di bidang pendidikan dan pekerjaan.
Baca Juga: Sujiwo Tejo Menyanjung Cara Baru Fraksi PKS Memperkenalkan Tokoh Pahlawan kepada Generasi Muda
Presiden Joko Widodo memberikan penghargaan kepada Ruhana Kuddus sebagai Pahlawan Nasional pada 2019 melalui Gubernur Sumatera Barat dan ahli waris, di Istana Negara dengan mengacu pada Keputusan Nomor 120 TK Tahun 2019 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Diketahui, Ruhana meninggal dunia pada 17 Agustus 1972 dengan peninggalan berupa semangat untuk kemajuan kaum perempuan Indonesia. (mcr9/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini: