Mengerikan! Lima Hari, 64 Bayi dan Anak Meninggal di RS Ini
Versi Kumar, sebagian besar pasien yang meninggal memang sakit parah. Beberapa di antaranya menderita radang otak. Sabtu (12/8) ada 11 lagi pasien anak yang meninggal di luar 64 pasien itu. Lagi-lagi, Kumar yakin bahwa mereka meninggal dengan wajar.
Pernyataan para pejabat itu bertentangan dengan kesaksian keluarga korban. Keluarga yakin bahwa oksigen menjadi faktor utama kematian putra-putri mereka. Puncak krisis oksigen tersebut Kamis lalu (10/8).
Saat itu oksigen sudah sangat tipis sehingga pihak rumah sakit menggunakan 52 tabung oksigen cadangan. Namun, jumlah tersebut sepertinya tidak mencukupi. Hari itu 30 pasien anak meninggal dunia.
”Kami melihat bayi kami berjuang untuk bernapas dan kami tidak bisa melakukan apa pun,” ujar Parmatma Gautam. Keponakannya yang masih berusia satu bulan, Roshan, menjadi salah satu korban tewas saat suplai oksigen berhenti.
Sekitar pukul 01.00 waktu setempat keesokan harinya, tabung oksigan cadangan juga mulai habis. Rumah sakit menggunakan ventilator manual yang harus ditekan setiap beberapa detik.
Saksi mata melihat dokter panik dan menelepon Pushpa Sales agar kembali mengirim oksigen karena para pasien mulai meregang nyawa. Pushpa Sales akhirnya setuju. Tapi, oksigen yang dikirim terbatas dan dengan cepat habis. (AFP/BBC/sha/c11/any)