Mengerikan! Masuk Kampus dan Menembak Membabi Buta
Grace Kai, salah seorang mahasiswa di Garissa Teachers Training College, menyatakan bahwa serangan itu sudah diprediksi sebelumnya. Ada desas-desus bahwa Kota Garissa akan diserang karena beberapa orang asing tampak berkeliaran. Mereka ditengarai teroris.
’’Pada Senin, rektor menyatakan bahwa orang asing tampak di kampus. Selasa, kami dipulangkan cepat dan kampus ditutup. Tetapi, kampus Garissa University College tetap buka dan kini mereka diserang,’’ ujar Kai yang kampusnya bersebelahan dengan Garissa University College. Saat kejadian, Garissa University College hanya dijaga dua orang polisi.
Serangan itu menjadi pukulan telak bagi Presiden Kenya Uhuru Kenyatta. Sehari sebelum penyerangan, dia menyatakan bahwa negaranya aman untuk dikunjungi turis. Dia bahkan mendesak penduduk Kenya di luar negeri membantu menarik turis.
Kenyatta mengkritik peringatan yang diberikan Australia dan Inggris terhadap warganya agar menghindari Nairobi dan resor-resor di pantai Kenya. Sayangnya, peringatan dari Australia dan Inggris itu benar adanya.
Penduduk Kenya menyalahkan pemerintah atas serangan Al Shabaab yang terus terjadi di negaranya. Tensi serangan naik setelah Kenya mengirim pasuka ke Somalia untuk memerangi militan Al Shabaab. Imbasnya, mereka marah dan balik menyerang Kenya.
Selama ini Kota Garissa memang menjadi target yang paling mudah bagi militan Al Shabaab. Sebab, lokasinya dekat dengan Somalia sehingga militan Al Shabaab mudah melarikan diri setelah menyerang. Meski mengetahui hal itu, penjagaan di Garissa tidak terlalu ketat. (AFP/Reuters/BBC/sha/c4/ami)