Mengevaluasi Kepemimpinan Airlangga, GMPG Sampaikan 6 Catatan Kritis
![Mengevaluasi Kepemimpinan Airlangga, GMPG Sampaikan 6 Catatan Kritis Mengevaluasi Kepemimpinan Airlangga, GMPG Sampaikan 6 Catatan Kritis - JPNN.COM](https://image.jpnn.com/resize/570x380-80/arsip/normal/2022/01/13/inisiator-generasi-muda-partai-golkar-gmpg-menyampaikan-eval-vnv6.jpg)
GMPG mencatat elektabilitas Golkar saat ini tak lebih tinggi dari elektabilitas 2017 lalu saat Golkar masih dipimpin Setya Novanto. Kala itu Golkar tembus 10.9 persen, sementara pada survey terbaru saat ini Golkar hanya mencapai angka tertinggi sebesar 10.8 persen.
Penurunan juga terjadi pada kolektibilitas kursi hasil Pemilu dari 14,75 persen pada 2014 menjadi 12,31 persen pada 2019.
3. Elektabilitas Airlangga Cuma Nol Koma
Selain elektabilitas Golkar yang menurun, elektabilitas Airlangga juga hanya sebatas nol koma. Baliho-baliho yang Airlangga yang tersebar sebagai instruksi DPP Partai terbukti tak memberi dampak siginifikan pada Airlangga, terlebih pada Golkar.
4. Sepi Konsolidasi
GMPG mengenang petuah mantan Ketua Umum Golkar Abu Rizal Bakri bahwa elektabilitas partai adalah buah dari tertibnya konsolidasi. Tapi di masa kepemimpinan Ketum Airlangga, Golkar sepi konsolidasi bahwa konsolidasi yang ada pun tak berjalan baik.
Di era Airlangga ini, untuk pertama kalinya musyawarah daerah (Musda) terpecah menjadi dua. Ini menunjukkan tata kelola partai yang buruk.
5. Mesin Partai Mogok