Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

MENGHARUKAN! Sepenggal Kisah Pilu Budi Waseso

Selasa, 29 September 2015 – 08:12 WIB
MENGHARUKAN! Sepenggal Kisah Pilu Budi Waseso - JPNN.COM
Budi Waseso. Foto: Humas BNN for Indopos/JPNN

”Jika dibiarkan akan jadi bencana. Peredaran narkoba semakin leluasa dijalankan para bandar,” ungkap lulusan Akademi Kepolisian  tahun 1984 tersebut. Buwas mengaku, setiap menjalankan tugas yang diemban tak pernah melakukan tindakan yang didasari pesanan atau tekanan. Semua yang dilakukan murni karena komitmen untuk menegakkan hukum.

”Perlu digarisbawahi, penegakkan hukum itu tak boleh tebang pilih alias pilih-pilih,” tegas mantan Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri itu.

Terkait implementasi Undang-Undang Narkotika, dia memiliki tekad untuk melakukan evaluasi untuk menghitung kebijakan mana yang efektif mana yang tidak. Dirinya selalu mempertimbangkan, penegakkan hukum itu bisa membuat efek jera dan bisa merubah perilaku menjadi lebih baik.

”Semua hal harus dievaluasi agar langkah-langkah ke depan itu tepat. Jangan sampai ada aturan yang disalahgunakan. Jangan sampai ada bandar yang merangkap pengguna, nantinya berlindung seolah-olah di itu korban sehingga dapat rehabilitasi,” ujar juga mantan Kapolda Gorontalo itu lagi.

Kembali dengan kenangan masa lalu, kepemimpinan Buwas rupanya terinspirasi oleh sang ibunda tercinta.  Dia mengingat betul, bagaimana perjuangan yang dilakukan oleh seorang ibu untuk membesarkan ketujuh buah hatinya.

Saat kecil, dia bersama dengan enam saudara kandung lainnya sering ditinggal tugas oleh sang ayah yang berprofesi sebagai tentara. Saat itulah ibu berperan besar dalam membina dan mendidik anak. Tugas ibu untuk mendidik anak memang termasuk tugas yang tidak mudah. ”Enam di antaranya adalah anak laki-laki dan semuanya nakal,” ungkapnya mengenang.  

Satu kenangan yang tak pernah terlupakan, ketika Buwas dan saudara kandungnya menyampaikan keinginan pada sang ibu untuk mencicipi sate. Karena saat itu tidak ada uang, sang ibu terpaksa menjual baju seragam cadangan tentara milik sang ayah untuk dibelikan tiga tusuk sate.

Sang ibu berusaha untuk membaginya dengan adil. Dari tiga tusuk sate yang hanya terdiri dari beberapa butir daging harus dibagi untuk ketujuh anaknya.

MASA-MASA suram pernah dialami Budi Waseso alias Buwas yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Dia secara terbuka mau berbagi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close