Menjaga Aqidah tanpa Pamrih
Itulah rutinitas yang dijalani Khotimatul dan Hasanah. Setidaknya, ada waktu satu hari dalam setiap minggu yang mereka gunakan untuk mengajar di TPQ Musala Miftahul Jannah.
Sementara di hari lainnya, ada enam orang lain yang bergiliran mengajar di TPQ tersebut.
Para pengajar di TPQ Musala Miftahul Jannah itu seluruhnya merupakan penyuluh agama Islam Kementerian Agama (Kemenag) yang ditempatkan di Kecamatan Wagir. Mengajar di TPQ, sejatinya bukan tugas utama mereka.
Khotimatul misalnya, punya tugas untuk mengentaskan buta aksara. Sementara Hasanah kebagian tugas untuk pencegahan bahaya narkoba.
Sebagai penyuluh, mereka mendapatkan insentif Rp 500 ribu per bulan. Sementara sebagai pengajar di TPQ Musala Miftahul Jannah, mereka tidak mendapatkan bayaran sepeser pun.
Tapi, semua mereka jalani dengan ikhlas.
Khotimatul misalnya. Meski harus menempuh perjalanan cukup jauh dari tempat tinggalnya di Desa Petungsewu, dia tetap bersemangat mengajar di TPQ Musala Miftahul Jannah.
”Alhamdulillah, niat saya memang ingin membantu,” ujar dia.
Sebab, dia tahu bahwa anak-anak Dusun Kebon Kuto tinggal di daerah yang mayoritas penduduknya nonmuslim. Tepatnya mayoritas beragama Hindu. Dia khawatir, tanpa ada penanaman materi agama Islam yang kuat, akidah anak-anak itu bisa goyah.
Sementara itu, Nur Hasanah menyebut bahwa ada perbedaan antara karakter anak-anak di TPQ Musala Miftahul Jannah dengan anak-anak di TPQ yang dia asuh.