Menko Muhadjir Heran, Daerah Ini Kaya, tetapi Kasus Stunting Tertinggi
jpnn.com, TERNATE - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy heran dengan tingginya prevalensi stunting di Maluku Utara.
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, angka prevalensi stunting balita stunting di Maluku Utara sebesar 27,5 persen.
Untuk angka prevalensi stunting tertinggi yakni di Pulau Taliabu yakni sebesar 32,5 persen, sementara terendah yakni di Kota Ternate yakni 24 persen.
"Keanekaragaman hayati serta kekayaan lautan yang dimiliki seharusnya tidak ada stunting di Maluku Utara. Saya heran kenapa di sini angka stuntingnya tinggi," ujarnya saat berdialog stunting bersama Wali Kota Ternate Tauhid Soleman, tenaga kesehatan, dan pendamping stunting, di Kelurahan Afe-Taduma, Kecamatan Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara, Sabtu (11/6).
Muhadjir mengatakan, penyebab tingginya stunting di Maluku adalah pemanfaatan sumber daya alam yang ada masih rendah. Menurutnya, kekayaan sumber daya alam yang ada di Maluku Utara harus dimanfaatkan untuk pemenuhan gizi bagi ibu dan bayi.
Dia juga mendapatkan laporan bahwa masih banyak orang tua yang tidak memiliki kesadaran untuk memberikan makanan bergizi kepada anak-anaknya. Contohnya, anak-anak hanya diberikan makanan papeda (olahan sagu) karena anak menyukainya, tetapi asupan protein lain tidak terpenuhi.
"Jadi, kalau sedang hamil Ibu bisa makan ikan yang banyak agar pertumbuhan janinnya baik," ucapnya.
Kemudian, tambah Menko Muhadjir, di sini banyak ikan laut yang sangat sehat, tanaman subur banyak jenisnya. Seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik. Untuk meningkatkan gizi ibu dan anak-anak