Menlu Beberkan Data Diplomasi Ekonomi, Bawa Untung Banyak Buat Indonesia
Alumnus Universitas Gadjah Mada itu menuturkan bahwa nilai tambah nikel RI telah melonjak menjadi sekitar US 30-33 miliar Dolar atau sekitar Rp 450 triliun pada 2022 dari sebelumnya saat masih mengekspor bijih nikel hanya sekitar 1,1 miliar US Dolar atau sekitar Rp 17 triliun.
"Kita masih mencoba negosisasi dengan Uni Eropa untuk Indonesia terkait perundingan IEU CEPA. Sementara perundingan yang lain juga sudah dilakukan dengan beberapa negara Afrika," jelasnya.
Terkait negara-negara di benua Afrika, Retno menjelaskan bahwa Presiden Jokowi memerintahkan agar Indonesia memperluas potensi pasar luar negeri yang lain seperti di benua Afrika.
Perluasan pasar ke negara-negara Afrika ini mengusung semangat yang diwariskan oleh Konferensi Asia Afrika 1955 yang dikenal dengan Bandung Spirit.
"Oleh karena itu, tahun ini Bapak Presiden mengunjungi beberapa negara Afrika dalam konteks memperkuat kerja sama selatan-selatan termasuk kerja sama ekonomi," tutur Retno. (mcr4/jpnn)