Menlu Retno Ungkap 3 Prioritas Perlindungan HAM
Dalam hal ini, Indonesia menyampaikan komitmen dan perhatiannya terhadap hak-hak perempuan dan anak perempuan, salah satunya dengan menyelenggarakan konferensi internasional guna menggalang dukungan bagi hak perempuan Afghanistan untuk mendapat pendidikan.
Selain itu, hak atas pangan adalah isu mendesak lainnya yang perlu mendapat perhatian, terutama di tengah krisis pangan global saat ini.
Ketiga, Retno menegaskan perlunya meningkatkan kerja sama untuk upaya perlindungan HAM yang efektif dan berkelanjutan, serta penciptaan lingkungan yang kondusif.
Di tingkat nasional, pemerintah dan masyarakat sipil harus sama-sama berada di garis terdepan perlindungan HAM. Sementara di tingkat internasional, politisasi HAM, standar ganda, serta praktik menuduh dan mempermalukan harus dihindari.
“HAM berfungsi untuk melindungi martabat manusia, bukan untuk mengintensifkan persaingan geopolitik. Kolaborasi kita harus didasarkan pada iktikad baik dan kemauan untuk belajar dari satu sama lain,” ujar Retno.
Dia juga menjelaskan bahwa melalui kerja sama yang lebih kuat di Asia Pasifik, kawasan itu dapat mengatasi kesenjangan dalam perlindungan HAM, meningkatkan kesadaran publik, dan memelihara inovasi untuk memberikan hasil yang nyata.
“Indonesia akan segera mengakhiri keanggotaannya di Dewan HAM PBB. Selama tiga tahun terakhir, kami telah belajar banyak dan berkontribusi terhadap kemajuan HAM. Kami bermaksud untuk melanjutkan kontribusi kami dengan mengandalkan dukungan Anda untuk menjadi anggota Dewan untuk periode 2024-2026,” tutur Retno.
Kementerian Luar Negeri RI menyelenggarakan RCHR dalam rangka memperingati Hari HAM Sedunia sekaligus mengakhiri keanggotaan Indonesia di Dewan HAM PBB selama periode 2020-2022.