Menodai Kerukunan, Pemuda Katolik Sesalkan Insiden Tanjung Balai
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Karolin Margret Natasa menyatakan prihatin dan menyesalkan kerusuhan yang terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara. Insiden yang diduga berlatar belakang suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) itu terjadi Jumat (29/7) kemarin.
“Kami menyesalkan insiden tersebut karena menodai kerukunan dan persatuan,” tegas Karolin saat dihubungi, Sabtu (30/7).
Menurut Karolin, apabila semua pihak mengedepankan musyawarah dan semangat kebersamaan maka sesungguhnya insiden tersebut tidak akan terjadi. Karena itu, anggota DPR RI dari PDIP Perjuangan ini, mengimbau semua pihak untuk selalu mengedepan musyawarah dan kebersamaan dalam semangat nilai-nilai Pancasila.
Untuk mencegah terulangnya insiden tersebut, Karolin mengingatkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di setiap tingkatan untuk lebih berperan aktif membangun komunikasi dan hubungan yang harmonis antarumat beragama.
“Forum komunikasi umat beragama harus diefektifkan agar secara dini bisa mendeteksi dan mencegah terjadinya insiden serupa,” tegas Karolin.
Karolin menegaskan kepada semua pihak, pemerintah, jajaran pemerintah daerah, tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk aktif mencegah dan terus membangun kehidupan masyarakat yang rukun dan damai.
“Potensi (konflik, red) harus dicegah agar percikannya tidak meluas yang dapat mengangggu kebersaman dan persatuan sebagai bangsa,” kata Karolin.
Sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Irman Gusman mengimbau kepada seluruh warga Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara untuk memperkuat persatuan dan kerukunan antar masyarakat pasca-kerusuhan bernuansa SARA pada Jumat (29/7/2016) malam.
Aparat kepolisian dan TNI juga diminta menjamin keamanan warga dan mencegah terjadinya konflik susulan.