Menpar Arief Yahya dan Gubernur Ganjar Pranowo Launching BIF 2017
BIF 2017 melibatkan ratusan seniman dari berbagai daerah di Tanah Air serta seniman mancanegara di antaranya dari Jepang, China, dan India. Para seniman ini akan tampil dengan karya terbaik mereka mulai pagi hingga malam hari.
Menpar Arief Yahya mengapresiasi konsistensi event BIF 2017 yang memasuki tahun ke-empat ini. Sekaligus menjadi sarana efektif untuk membranding Candi Borobudur sebagai magnet utama destinasi Joglosemar.
“Kita telah meluncurkan branding 10 destinasi di antaranya Joglosemar dengan brand ‘java cultural wonders’. Sub-brand destinasi pariwisata ini akan memperkuat positioning dari masterbrand Wonderful Indonesia,” kata Menteri asli Banyuwangi itu.
Sub-brand 9 destinasi lainnya yaitu Medan dengan tagline colorful medan; Kepulauan Riau (wonderful riau islands); Jakarta (enjoy jakarta); Bandung (stunning bandung); Banyuwangi (majestic banyuwangi); Bali (bali the island of gods) Lombok (friendy lombok),Makassar (explore makassar), dan Wakatobi-Bunaken-Raja Ampat (coral wonders) .
Menpar Arief Yahya juga berharap event BIF 2017 ini juga berdampak pada ekonomi masyarakat. Ada impact yang positif pada ekonomi masyarakat dan menumbuhkan partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata dan budaya.
“Setiap event pariwisata harus berdampak ekonomi secara signifikan pada masyarakat setempat. Dalam tiga hari penyelenggaraan BIF 2017 tingkat hunian hotel akan meningkat, begitu homestay dan penginapan akan kebanjiran tamu. Penjual cinderamaa, pemandu wisata, maupun pedagang akan sibuk melayani tamu,” kata Arief Yahya,
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo setuju dengan Menpar Arief. Candi Borobudur adalah ikon sekaligus magnet kunjungan wisatawan tidak hanya di kawasan Joglosemar, tetapi juga Jateng, Indonesia dan dunia.
“Borobudur telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO, sementara Kemenpar menetapkan sebagai satu di antara 10 destinasi prioritas. Berbagai ketetapan tersebut menunjukkan Borobudur memiliki potensi wisata kelas dunia sehingga layak didorong pengelolaannya demi kesejahteraan masyarakat,” kata Ganjar Pranowo.