Menpora: Jadi Santri Jangan Berkecil Hati
jpnn.com, OGAN ILIR - Menpora Imam Nahrawi memiliki perhatian khusus terhadap dunia pendidikan pesantren karena dirinya juga pernah menjadi santri.
Karena itu, di tengah kunjungannya ke Sumatera Selatan, Imam menyempatkan diri hadir di Kampus Rahmatan Lil`Alamin, Ponpes Al Ittifaqiah Indralaya, Ogan Ilir, Kamis (15/6) sore.
Didampingi Staf Khusus Bidang Pemuda Zainul Munasichin, Imam menyaksikan haflah wisuda sekaligus memperingati hari lahirnya ponpes alquran dan modern itu yang ke-50 tahun. Selain memberikan pembekalan kepada para wisudawan, menteri asal PKB itu juga meresmikan berbagai fasilitas pendukung kemajuan ponpes
yang didirikan oleh KH. Ahmad Qori Nuri pada 10 Juli 1967 silam.
"50 tahun adalah usia emas, usia yang didambakan, namun di balik itu berarti sudah separuh abad ponpes ini berkiprah memberi manfaat dan mencetak banyak generasi yang berkemampuan dibidang ilmu dan akhlak mulia," kata Imam.
Ponpes yang memiliki hampir 4000 santri yang kini diasuh oleh KH. Mudrik Qari sejatinya telah melahirkan lebih dari 18.000 alumni. Imam meminta para lulsuan pesantren atau santri tidak berkecil hati.
"Jadi santri jangan berkecil hati, santri adalah generasi hebat, keilmuan lengkap, amalkan dengan baik semua ilmu yang didapatkan dan jadilah jurkam kebaikan yang mengajak kebersamaan, persatuan, dan kekeluargaan. Mudah-mudahan ke depan lahir pemimpin bangsa dari ponpes ini," kata Imam disambut tepuk tangan para santri.
Tak lupa, menteri termuda di kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla tersebut juga meminta para santri dan pesantren Ittifaqiah turut mensukseskan Asian Games 2018 yang digelar di Palembang, Sumatera Selatan.
"Setelah ini, ayo kabarkan, ayo ramaikan ke masyarakat untuk sukseskan Asian Games Jakarta - Palembang," tegas dia. (dkk/jpnn)