Mentan: Mau Menderita Kemudian atau Sukses Kemudian?
jpnn.com, SOLO - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memotivasi ribuanan mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, Kamis (30/3).
Lewat pengalaman hidupnya, Amran memacu semangat para mahasiswa agar bisa menjadi pemimpin yang mumpuni di masa depan.
"Saya dulu tinggal di kos-kosan. Saya yakin yang tinggal di kos-kosan 90 persen akan berhasil. Juga yang tak tinggal di kosan juga berhasil. Dulu satu yang aku camkan, boleh tinggal di kosan tapi tak ingin mati di kosan," ujar Amran saat berbicara pada Seminar Nasional dan Pra Lokakarya Nasional Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Fakultas Pertanian Indonesia (FKPTPI) Wilayah Timur.
Menurut Amran, sejak kecil dirinya terbiasa beraktivitas 20 jam dalam sehari. Bahkan selama menjadi mahasiswa pada 1988-1993 lalu, waktu dihabiskan belajar sambil bekerja.
"Kami dulu jual beras, ikan, jual batu. Kami 12 bersaudara. (Saking beratnya perjuangan hidup,red) terkadang kami berdoa, 'cabut nyawa ini, enggak sanggup lagi hidup di dunia'," tutur Amran.
Menurut Amran, untuk menjadi sukses ada sejumlah hal yang perlu diterapkan. Misalnya agar memperoleh indeks prestasi kumulatif 4,0, harus yakin pada diri sendiri, ikhlas belajar, bekerja serta istiqomah. Kemudian pelajari pemikiran dosen yang ada.
Misalnya, dengan membaca buku-buku yang diterbitkan dosen tersebut.
"Kemudian syarat untuk menjadi orang sukses, jujur pada siapa pun juga, setia dan disiplin. Kalau dosen datang jam 7, Anda datang jam 6. Harus latih karakter. Mau menderita kemudian, atau sukses kemudian. Makanya kerja keras, bila perlu 20 jam sehari," tutur Amran.