Mentan Pimpin Indonesia Pada Pertemuan Tingkat ASEAN
Pada sektor perikanan, pertemuan tingkat Menteri ini telah mengesahkan dokumen ASEAN Catch Documentation Scheme for Marine Capture Fisheries sebagai salah satu alat untuk memerangi IUU Fishing dan menjamin legalitas produk perikanan ASEAN, sehingga dapat meningkatkan daya saing di pasar global.
Selain itu, Indonesia juga melaporkan perkembangan penyusunan ASEAN Tuna Ecolabelling, untuk menjamin produk tuna ASEAN diperoleh dengan memperhatikan kelestarian sumber daya dan lingkungan. Menanggapi isu delisting carrageenan dari Daftar Nasional AS sebagai bahan makanan tambahan pada produk organik, Indonesia sebagai penghasil rumput laut terbesar di ASEAN telah menyampaikan dukungan terhadap upaya bersama untuk menolak delisting tersebut.
Terkait usulan Thailand untuk menyusun ASEAN Common Fisheries Policy (ACFP), Indonesia menanggapi bahwa proposal tersebut tidak sesuai dengan karakter perikanan ASEAN yang didominasi oleh perikanan skala kecil, dan terdapat kesenjangan yang cukup besar pula dalam kemampuan pengelolaan perikanan antara negara anggota ASEAN.
Para Menteri ASEAN juga menyampaikan apresiasinya terhadap perkembangan kerja sama dibidang kehutanan yang mencakup peningkatan manajemen hutan berkelanjutan (SMU), sertifikasi hutan, pengembangan produk kehutanan, perlindungan satwa liar, dan berbagai isu pada Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), Forest Law Enforcement and Governance (FLEG), serta perubahan iklim.
Pada pertemuan ASEAN Plus Three, para Menteri menyepakati rencana strategis kerjasama ASEAN Plus Three bidang pangan, pertanian, dan kehutanan periode 2016-2025, yang difokuskan pada upaya menjamin keamanan pangan, mempromosikan pembangunan pertanian dan kehutanan berkelanjutan, serta peningkatan perdagangan di negara-negara ASEAN Plus Three.
Selain itu, para Menteri Pertanian ASEAN juga menyetujui rencana perpanjangan perjanjian ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR) untuk 5 (lima) tahun kedepan (2018 - 2022).
Di sela-sela pertemuan tersebut, Indonesia juga berkesempatan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Korea Selatan dan Vietnam. Pertemuan bilateral dengan Korea, membahas keinginan peningkatan akses pasar produk pertanian kedua negara khususnya untuk produk susu dan buah tropis, serta kerjasama program pendidikan tinggi bidang pertanian bagi mahasiswa Indonesia ke Korea.
Sementara pertemuan bilateral dengan Vietnam membahas upaya peningkatan kerja sama pertanian antara kedua negara.(jpnn)