Menteri Lingkungan Hidup Apresiasi JakOne Abank, Ini Alasannya
Ketua Bank Sampah Induk Kumala, Budi Hermawan, menjelaskan bahwa bank sampah ini berhasil menghimpun hingga 13 ton sampah anorganik dan 1,5 ton sampah organik setiap bulan.
Melalui kerja sama dengan Bank DKI, aplikasi JakOne Abank memfasilitasi transaksi cashless, mencatat distribusi sampah, dan memberikan kemudahan dalam pembayaran kepada nasabah.
Layanan kemitraan JakOne Abank memungkinkan mitra mendapatkan nilai tambah dari berbagai layanan perbankan digital seperti setor tunai, hingga pembayaran berbagai biller dan pengelolaan keuangan secara profesional, real time, dan aman.
“Dengan JakOne Abank, transaksi kami menjadi lebih mudah dan transparan. Nasabah dari berbagai Bank Sampah Unit dapat menerima pembayaran langsung melalui aplikasi, sehingga tidak lagi bergantung pada transaksi tunai,” beber Budi.
Selanjutnya, Hanif menekankan pentingnya dukungan pemerintah daerah untuk memperluas inisiatif ini.
Dia mengapresiasi langkah Pemprov DKI dan Bank DKI dalam menyediakan solusi digital yang menjawab kebutuhan pengelolaan sampah.
“Kami optimistis, sistem ini dapat memperkuat manajemen bank sampah di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Bank Sampah Induk Kumala, yang juga dikenal karena pemberdayaan mantan anak jalanan sebagai pengelola, telah menjadi percontohan nasional.
Konsep sinergi antara pengelolaan sampah dan perbankan itu telah menarik perhatian berbagai daerah, termasuk Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi, yang melakukan kunjungan belajar ke Bank Sampah Induk Kumala.
Dengan target utama menuju pengelolaan sampah berbasis cashless pada 2025, inisiatif itu diharapkan dapat menjadi model sukses bagi daerah lain dalam mengatasi masalah lingkungan sekaligus meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat.