Menteri Yasonna Diminta Buat Terobosan Baru di Lapas
jpnn.com - JAKARTA - Kerusuhan, pembakaran, dan kasus narkoba di lembaga pemasyarakatan terus berulang. Terakhir terjadi di Lapas Banceuy, Bandung, Jawa Barat, pekan lalu.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly serta Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM I Wayan Dusak harus menjadikan rusuh ini sebagai pembelajaran.
Menurut anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsy, memang kerusuhan itu disebabkan adanya isu pembunuhan salah satu narapidana. Namun, kata dia, ada permasalahan lain yang terjadi di sana, termasuk secara umum di lapas seluruh Indonesia.
Pertama, Aboe menjelaskan, Lapas Banceuy mengalami kelebihan kapasitas yang menyebabkan situasi di dalam cenderung tidak kondusif. "Hal ini (kelebihan kapasitas) hampir dialami oleh seluruh lapas di Indonesia," ujar Aboe, Senin (25/4).
Kedua, Lapas Banceuy mayoritas diisi oleh napi narkoba yang tidak dapat remisi sehingga membuat mereka kehilangan harapan. Sebab, ia berujar, narapidana merasa tidak ada manfaatnya berbuat baik lantaran tidak akan dapat remisi.
Ketiga, Lapas Banceuy memiliki petugas yang terbatas. Nah, hal ini juga dialami oleh hampir seluruh lapas yang ada di Indonesia.
Melihat kondisi tersebut, ia berpesan, Menkumham perlu membuat strategi agar tata kelola lapas menjadi semakin baik. Perlu dibuat terobosan agar secara bertahap kelebihan kapasitas di lapas bisa dikurangi. Selain itu, perlu dipikirkan untuk melakukan penambahan petugas lapas agar sesuai dengan standar.
Dalam waktu dekat, Menkumham perlu memetakan kondisi lapas. Misalnya, dibuat grade mana lapas yang termasuk zona merah. Yang memiliki kelebihan kapasitas tinggi berpeluang besar terjadi konflik serta rawan dipicu oleh disinformasi.