Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Menuai Rezeki Mangrove

Rabu, 04 Desember 2013 – 12:10 WIB
Menuai Rezeki Mangrove - JPNN.COM
Ali Mansyur. Foto: ist

Alam membuka jalan mewujudkan tekad tersebut. Mulai 1970, pantai yang berbatasan dengan desa mulai terkikis abrasi.  Sedikit demi sedikit air laut mendekat. Sampai akhirnya pada 1974, rob besar menghantam desanya. Jarak rumah yang tadinya 300 an meter ke pantai hanya tinggal beberapa meter saja. Kejadian itu mengggugah Ali Mansyur menapaktilasi jejak banjir dengan menanami mangrove. “Banyak yang menyebut saya gila, tak ada kerjaan”, ujarnya.

Ali Mansyur berkeliling dengan sepeda ontel memungut bibit dari desa-desa lain. Bibit itu kemudian ditanamkan pada bibir pantai. Begitu terus dilakukan selama bertahun-tahun. Dia merawat bayi-bayi mangrove itu dengan tekun dan telaten. Satu persatu mulai tumbuh.

Mangrove yang tadinya susah tumbuh di Jenu ternyata bisa rindang di tangan dingin Ali Mansyur. Tetangga-tetangganya belum bergerak karena dianggapnya pekerjaan sia-sia. Baru 20 tahun kemudian setelah melihat keberhasilan Mansyur merindangkan pantai, mereka mengikuti. Ada sekitar 18 orang yang aktif melakukan penanaman. Mereka bekerja tanpa pamrih, tidak ada yang melirik untuk mengulurkan bantuan termasuk pemerintah.

Perhatian mulai didapat pada 1997. Mereka dikirim mengikuti pelatihan. Untuk keperluan administrasi, Ali Mansyur dan kawan-kawan membentuk kelompok Tani Wana Bahari. Setelah pelatihan, mereka diberi order pengadaan 50 ribu bibit. Ada 12 anggota kelompok yang terlibat dalam pengerjaan tersebut, gajinya Rp 6.000 perhari. Mereka sepakat untuk memakai uang tersebut sebagai modal kelompok, antara lain dipakai untuk membangun sekretariat atau gubuk nyaman tempat pertemuan yang dipertahankan sampai sekarang.

Dari Wana Bahari, kegiatan pemberdayaan mangrove berkembang, hingga lahir Yayasan Mangrove Center. Lembaga inilah sekarang yang secara resmi mengelola Mangrove Center Tuban yang luasnya mencapai 54 hektar, 32 hektarnya merupakan milik Mansyur.

Ali Mansyur dengan Mangrove Center, tak ubahnya menjadi penjaga lingkungan Tuban. Karena itu, PT Pertamina melaui anak perusahaannya Pertamina EP. Khususnya di wilayah Aset 4 Field Cepu, bekerjasama dengan Mangrove Center Tuban, menanam 15.000 mangrove dan 5.000 cemara laut. Kerjasama tersebut menjadi wujud kepedulian Pertamina terhadap pelestarian lingkungan pesisir pantai Tuban dan mendukung pelestarian yang dilakukan oleh pejuang lingkungan hidup, seperti Ali Mansyur.

Cita-cita Ali Mansyur untuk memberdayakan masyarakat sudah tercapai. Mangrove Center membuka lapangan kerja baru kepada warga desa disitu. Ada sekitar 59 pekerja yang digaji diatas UMR. Selain itu warga juga bisa berjualan, mencukupi kebutuhan pengunjung yang datang untuk berkemah. Kalau sedang musim liburan tempat tersebut disesaki ribuan orang. Mereka tak dikutip bayaran, hanya mengganti listrik yang nilainya ala kadarnya.

Mangrove Center juga membuka diri untuk tempat pelatihan budidaya Mangrove dan cemara laut. Tergerak membuat pelatihan dan menjadi lembaga yang paling aktif melkaukan kegiatan penyelamatan lingkungan, kini lembaga tersebut sudah beranak-pinak di berbagai tempat.

“Cintailah Tanaman. Dia akan bertasbih mendoakanmu,” kata Haji Ali Mansyur. Hidupnya berkecukupan setelah berpuluh tahun merawat Mangrove.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close