Menuju Ketahanan Energi, Kolaborasi Jadi Kunci Penting
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan para stakeholder telah memiliki pemahaman yang sama dan menyepakati fundamental utama bisnis hulu migas saat ini.
Pertama adalah semua pihak sepakat bahwa industri hulu migas punya peranan penting dalam masa transisi energi menuju Net Zero Emissions (NZE).
Atas dasar itu juga akhirnya semua pemangku kepentingan juga memiliki pandangan bahwa Indonesia harus memperbaiki iklim investasinya untuk mengamankan investasi hulu migas di tengah persaingan yang ketat.
Pemerintah melalui Kementerian dan Lembaga terkait akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mendorong iklim investasi.
“Pemerintah Indonesia diakui telah melakukan berbagai hal yang diperlukan untuk mendorong iklim investasi. Beberapa kemajuan positif seperti pemberian insentif serta sikap pemerintah menunjukkan sudah terbuka untuk membuka ruang diskusi dengan investor dan keinginan untuk menerima masukan," ujar Dwi.
"Kolaborasi dari para stakeholder merupakan suatu keharusan untuk meningkatkan investasi di industri hulu migas. Oleh karena itu, upaya untuk membangun kolaborasi yang lebih vital harus terus dilakukan,” imbuh Dwi.
Kolaborasi apik serta pembahasan fundamental dalam bisnis hulu migas itu terlihat dalam forum hulu migas migas internasional terbesar di tanah air yakni 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022) yang digelar pada 23-25 November lalu.
Menurut Dwi, ada beberapa pesan penting yang dapat menjadi pegangan para pelaku usaha bisa tetap menjaga komitmen untuk mengejar produksi migas diantaranya tentang pentingnya penerapan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) demi kegiatan operasi yang sesuai dengan Climate Change Adopted Operations (CCAO).