Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Menumbuhkan Pabrik Gula di Kawasan Pedesaan

Jumat, 28 November 2014 – 13:23 WIB
Menumbuhkan Pabrik Gula di Kawasan Pedesaan - JPNN.COM

jpnn.com - NAMA H Marwan Jafar SE SH MM MSi memang bukan Menteri BUMN. Juga bukan Menteri Perindustrian. Tidak ada kaitannya dengan manufacturing dan produksi gula. Tetapi pria kelahiran Pati, Jawa Tengah, 12 Maret 1971 itu bertekat bulat menciptakan desa dan kawasan daerah tertinggal di Indonesia lebih berdaya, lebih maju, dan lebih sejahtera.

Caranya? Membuat kawasan yang selama berpuluh-puluh tahun ini terpinggirkan itu menjadi maju. Mirip dengan pepatah, “Ada gula, ada semut!” Di mana ada sumber kehidupan, di situlah orang datang. Di mana ada peluang, di situlah orang menambatkan harapan. Di mana ada gula, di situ pula ada semut. Karena itu, untuk melawan urbanisasi, hanya dengan membangun sentra-sentra kekuatan ekonomi dan membangun desa.

Karena itulah Marwan Jafar bertaruh reputasi untuk “mbangun ndeso”, mengembangkan simpul-simpul ekonomi pedesaan dan daerah tertinggal agar Indonesia berkembang merata. Agar banyak “semut” datang, maka dibuatkan “pabrik-pabrik gula” di daerah. Agar orang tidak lagi bermimpi hijrah ke kota yang semakin overload, maka dibangunkan dasa-desa menjadi lebih maju. “Dengan begitu, mind set orang tidak lagi berkiblat ke kota. Desa juga punya prospek,” ungkap Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang berasal dari PKB ini.

Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla mempercayakan urusan “mbangun ndeso” kepada Marwan tentu bukan tanpa alasan. Pasti sudah membaca rekam jejak dan reputasi pria yang tiga musim kampanye Pileg ini terpilih sebagai anggota DPR RI itu. Pertama, karena dia memang berasal dari desa, pasti bisa menyelami problematika pedesaan di negeri ini. Tidak perlu diajari lagi, darimana harus memulai membangun desa.

Kedua, dia kader NU tulen, kader PKB asli, yang dekat dengan komunitas kampung, tokoh-tokoh lokal dan pesantren. Dia termasuk anak muda yang sangat lancar membaca kitab kuning. Bisa dipastikan, dia juga terbiasa menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi dengan warga. Ketiga, dia termasuk orang yang punya “saham” untuk mensukseskan pasangan Jokowi-JK di Pilpres 2014 lalu. “Ah, saya kira bukan soal itu. Yang pasti, desa membutuhkan perhatian serius! Saatnya kerja untuk mbangun desa!” jawabnya merendah.

Lalu darimana mengurai benang kusut membangun desa dan daerah tertinggal yang sudah puluhan tahun terabaikan? “Nah, itu yang terpenting. Tiga isu strategis yang menjadi arah kebijakan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi adalah Kesejahteraan, Pemerataan, dan Pertumbuhan. Tujuannya mewujudkan Trisakti, sesuai visi presiden, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan,” jelas Marwan dengan mimik serius.

Dari Nawacita, atau sembilan agenda strategis prioritas Kabinet Kerja 2014-2019 ini, kata dia, ada empat poin yang terkait langsung kementeriannya. Yakni, membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Lalu, membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka NKRI. Lalu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Dan, mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

“Atas dasar 9 nawacita itulah, kami download menjadi nawakerja prioritas kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Kami sudah luncurkan Gerakan Desa Mandiri di 5.000 desa di 2015! Kami cicil dari dari 72 ribu desa lebih di Indonesia. Ini bukan pekerjaan ringan, ini betul-betul konkret, menyentuh ke aspek kepentingan masyarakat pinggiran. Belum lagi rencana pemekaran daerah, yang diperkirakan akan menambah jumlah desa secara signifikan,” ungkap dia.

NAMA H Marwan Jafar SE SH MM MSi memang bukan Menteri BUMN. Juga bukan Menteri Perindustrian. Tidak ada kaitannya dengan manufacturing dan produksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close