Menyedihkan, di Bali Ada yang Hidup 60 tahun Tanpa Listrik
Dialiri listrik dengan cara menempel tak serta merta meringankan beban ke 20 KK tersebut. Pasalnya, biaya pembayaran listrik per bulan dari menempel bisa dikatakan cukup tinggi, yakni berkisar dari Rp 60.000 sampai Rp 85.000.
“Bagi kami ya lumayan tinggi, apalagi pemakaian di rumah saya hanya tiga lampu, kalau menonton TV jarang. Makanya saya tetap berusaha untuk dapat listrik langsung dari PLN,” keluh warga lainnya Anak Agung Nyoman Suardana, 49.
Oleh sebab itu Bendesa Adat Desa Pekraman Tanah Barat I Made Arthana menjelaskan jika pada 2014, warga mencoba bekerja sama dengan salah satu perusahaan untuk mendapatkan listrik sehingga tak perlu lagi menempel pada yang lain. Dalam kerjasama tersebut rencananya setiap warga dengan swadaya mengeluarkan biaya Rp 3,7 juta per KK untuk mendapatkan daya listrik 1.300 Volt.
“Kami berusaha agar seluruh warga di Banjar Tanah Barak ini mendapatkan aliran listrik, dan waktu terakhir kamu mengajukan kepada PLN warga diminta untuk menunggu, katanya jarak dari tiang PLN untuk masuk ke Banjar Tanah Barak itu jauh. Jadi secara swadaya kami bekerja sama dengan salah satu perusahaan,” paparnya.
Terkait hal tersebut Manajer PLN Rayon Tabanan, I Made Jiwa yang dikonfirmasi terpisah mengatakan bahwa pihaknya akan segera turun ke lapangan untuk melakukan survei.
“Mungkin Senin kami akan survei langsung ke lokasi,” ujarnya.
Menurutnya, apabila saat disurvei jarak dari Banjar Tanah Bang dengan tiang listrik terdekat maka pihaknya akan mengonsultasikan kondisi tersebut ke PLN Denpasar untuk bisa dikonsultasikan ke PLN Pusat melalui program Listrik Desa (Lisdes).
“Karena jika jaraknya 1 kilometer apalagi lebih maka akan membutuhkan sebanyak 29 tiang listrik, jadi hasil survey akan kami konsultasikan,” tandasnya.(*/dewa rastana/mus/flo/jpnn)