Menyiapkan Talenta Digital, Menyongsong Peradaban 5G
Oleh: Bambang Soesatyo, Ketua MPR RIFakta tentang kesenjangan talenta digital dan kewajiban generasi orang tua menyiapkan generasi Y dan Alpha memasuki era teknologi 5G mengingatkan lagi akan inisiatif pemerintah di masa lalu mengirimkan ribuan mahasiswa melanjutkan pendidikan S1 di sejumlah negara.
Program ini dikenal dengan Mahasiswa Ikatan Dinas Indonesia (Mahid) yang digagas Presiden Soekarno pada dasawarsa 60-an. Mahid yang terpaksa belajar di negeri lain menjadi pilihan tentu karena keterbatasan sektor pendidikan di dalam negeri pada era itu.
Mahid mencerminkan itikad kuat dan kesungguhan generasi pendahulu menyiapkan generasi penerus menghadapi tantangan dan perubahan zaman. Untuk mengatasi kesenjangan talenta digital saat ini, pendekatannya tentu tidak harus sama dengan program Mahid itu.
Pertanyaannya adalah warisan dan bekal apa yang akan diberikan generasi orang tua kepada anak-cucu agar mereka mampu dan bijaksana merepons perubahan zaman?
Jawaban dari pertanyaan inilah yang seharusnya menjadi fokus dan perhatian bersama. Terpenting dan utama bagi generasi orang tua sekarang ini adalah kesungguhan mempersiapan generasi anak-cucu menghadapi hari depan mereka, karena tantangannya sangat berbeda.(***)