Menyinggahi Wae Rebo, Desa di NTT Peraih Penghargaan Tertinggi UNESCO (2)
Disambut Empat Tetua Adat dengan Upacara Pangku AyamSenin, 17 September 2012 – 00:17 WIB
"Tenang saja. Jalanan ke Posoroko lebih enak. Bukan batu. Hanya tanah saja," ungkap Roman, kawan perjalanan saya.
Benar juga. Jalan etape kedua lebih mulus. Tak ada lagi batu-batu besar yang harus dilompati. Yang ada cuma tanah yang mendaki, mendaki, dan terus mendaki.
Jalur itu memang tak curam-curam amat. Kemiringan yang paling curam hanya 30-an derajat. Namun, jalur naik itu seolah tak pernah habis. Dibatasi tebing di satu sisi dan jurang di sisi lain, jalur tersebut terasa sangat berat.