Menyulap Eceng Gondok jadi Kerajinan Bernilai Tinggi
jpnn.com - PALEMBANG - Eceng gondok atau eichorrnia crassipes biasanya ditemui di rawa-rawa, tumbuhan air yang keberadaannya bak gulma ini mengganggu ekosistem sungai.
Namun, di tangan Welis Fatimah (39), eceng gondok disulap menjadi kerajinan bernilai ekonomi tinggi.
Welis bercerita bahwa ide awal pembuatan kerajinan ini karena prihatin melihat eceng gondok yang terbengkalai di perairan Sungai Musi.
"Dari sana saya pikir untuk membuat eceng gondok menjadi kerajinan," kata Welis saat ditemui di rumahnya di Jalan Sersan Zaini, Kelurahan 2 Ilir, Kecamatan Ilir Timur (IT) II Palembang, Kamis (3/10).
Welis pun mengambil eceng gondok yang tumbuh di sekitar Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya Palembang.
"Pertama eceng gondok dikeringkan dengan cara dijemur selama dua minggu atau satu bulan setengah, tergantung cuaca," ujar Welis.
Setelah bahan baku tersebut kering, selanjutnya dianyam dan dibuat menjadi berbagai jenis kerajinan, seperti sandal, topi, tas, keranjang, tempat pensil, celengan, dan lain-lain.
"Untuk satu kerajinan memakan waktu sekitar tiga sampai satu minggu, tergantung kerumitan," kata Welis.