Merajut Persaudaraan
jpnn.com - KETIKA Rasulullah SAW hijrah (pindah) dari Makkah ke Madinah, yang kali pertama beliau lakukan adalah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshor.
Dua kaum di tanah Arab yang memang dikenal memiliki perselisihan. Dengan kecerdasan dan kelembutan metode dakwah yang Rasulullah SAW terapkan, akhirnya dua ego besar itu berhasil dilebur menjadi satu ikatan persaudaraan yang kokoh.
Kekuatan ukhuwah yang melebihi ikatan darah dan nasab. Mereka menjadi senasib dan sepenanggungan.
Saat satu menderita, maka yang lain ikut merasakan dan berupaya mencari solusinya.
Persis seperti yang digambarkan Rasulullah SAW, bahwa persaudaraan dalam Islam itu ibarat satu tubuh, jika bagian yang satu menderita sakit maka bagian yang lain pun akan ikut merasakannya.
Inilah salah satu potret utuh tentang ikhtiar Rasulullah SAW dalam membangun suatu tatanan masyarakat.
Ya, harus dimulai dengan membangun persaudaraan di tengah masyarakat. Persaudaaraan dan persatuan adalah pondasi yang akan menentukan kokoh dan tidaknya sebuah peradaban suatu bangsa.
Dengan demikian, masyarakat tersebut tidak mudah goyah dan takluk terhadap ancaman dan intervensi pihak lain.
Allah SWT mendeskripsikan persaudaraan umat muslim itu lewat firman-Nya dalam surat As-Saff ayat 4: