Merasa Diadili, Israel Tebar Ancaman..Membabi Buta
jpnn.com - JPNN.com - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu terus menekan berbagai pihak agar resolusi di Dewan Keamanan (DK) PBB Jumat (23/12) tidak jadi terlaksana.
Resolusi tersebut berisi perintah agar Israel menghentikan pembangunan di wilayah pendudukan Palestina, yaitu Tepi Barat dan Jerusalem Timur.
Setelah sukses menekan Mesir agar menarik pengajuan resolusi tersebut, Netanyahu melakukan hal serupa kepada Selandia Baru. Hal tersebut terungkap dalam laporan yang diunggah Haaretz, Rabu (28/12) kemarin.
"Ini adalah keputusan yang memalukan. Saya minta Anda tidak mendukung dan mengajukannya (resolusi-Red). Jika Anda terus mengajukan resolusi tersebut, dari sudut pandang kami, itu sama saja dengan deklarasi perang,” ujar Netanyahu saat menelepon Menteri Luar (Menlu) Selandia Baru Murray McCully beberapa jam sebelum pemungutan suara di DK PBB.
Haaretz mendapat informasi sambungan telepon tersebut dari salah seorang diplomat negara Barat di PBB. Menurut si sumber, saat itu Netanyahu sangat kasar.
Pemimpin yang biasa disapa Bibi tersebut menambahkan, jika Selandia Baru jalan terus, hubungan kedua negara akan rusak.
Dia juga menegaskan akan menarik duta besar (dubes)-nya dari Selandia Baru. Netanyahu tentu saja ingin agar resolusi tersebut dibatalkan. Atau setidaknya menunggu sebulan lagi hingga presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilantik. Tidak seperti Barack Obama, Trump dipastikan akan memveto resolusi tersebut.
Meski diancam, McCully tidak gentar. Padahal, sebelum Netanyahu menelepon, Dubes Selandia Baru di Israel sudah ditelepon dan diancam. Yaitu, kantor Kedutaan Besar Israel di Selandia Baru bakal ditutup jika resolusi jalan terus.