Merawat Hidayah
jpnn.com - SEJATINYA yang manusia harapkan dalam kehidupan ini hanya hidayah atau petunjuk Allah SWT. Dengannya apa yang kita tempuh saat ini akan bernilai dan berdaya guna.
Jalan panjang kehidupan akan kita lalui dengan penuh optimisme walaupun pada prosesnya ada banyak krikil yang dilewati. Hal itu tergambar jelas dalam doa kita setiap kali melaksanakan ibadah sholat. Dalam surat Al-Fatihah ayat 6-7: "Tunjukilah kami jalan lurus. Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya, bukan jalan mereka yang dimurkai, bukan pula jalan mereka yang sesat."
Setiap sholat kalimat itu kita lantunkan. Tujuannya agar jalan kebenaran yang kita pegang erat saat ini tidak dirongrong oleh kekuatan apapun.
Karena kita sadar bahwa setiap saat selalu ada godaan untuk kita bergeser dari ketentuan dan jalan yang Allah SWT harapkan. Kita pun menyadari bahwa hanya Allah SWT yang bisa menjaga kita dari godaan tersebut.
Seberapa besar pun godaan menghampiri, ketika Allah SWT telah memilih kita untuk tetap berada di jalan-Nya, maka kita yakinlah kebenaran yang Allah SWT berikan akan tetap tertanam erat di hati.
Allah SWT memberikan hidayah-Nya kepada manusia terpilih. Baik terhadap orang yang awalnya non muslim kemudian memutuskan menjadi muallaf, maupun orang yang memang sudah memeluk Islam lalu dikuatkan keislamannya. Salah satu bukti tentang kedahsyatan hidayah tersebut ada pada sejarah Umar bin Khattab.
Umar dikenal sebagai tokoh Quraisy pemberani yang selalu berada di barisan terdepan dalam melawan Islam dan ajaran tauhid yang Rasulullah SAW bawa. Bahkan ancaman pembunuhan selalu dia serukan kepada Rasulullah SAW dan pengikutnya.
Namun, ternyata Allah SWT lebih memilih Umar untuk menjadi pembela dakwah Rasulullah SAW dari pada menjadi penentang. Dia diberikan hidayah untuk selanjutnya memutuskan mengucap kalimat dua syahadat di hadapan Rasulullah SAW sesaat setelah mendengar bacaan ayat suci Alquran yang dibaca oleh adiknya sendiri yang lebih dulu memeluk Islam.