Merawat Persatuan dengan Seni Budaya Bernuansa Islami
jpnn.com, CIANJUR - Pagelaran Seni Budaya Islam diselenggarakan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Musri, Ciendog, Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Kamis (11/4). Acara yang digelar di lapangan pesantren yang didirikan oleh KH. Ahmad Faqih ini menampilkan di antaranya Festival Hadroh, Terbangan, Marawis dan Nasyid. Pagelaran ini diselenggarakan atas kerja sama Sekretariat Jenderal MPR dengan pengurus ponpes setempat.
Anggota MPR RI, Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz yang hadir sekaligus membuka acara pagelaran ini menyampaikan MPR menggelar Seni Budaya ini untuk menyosialisasikan Empat Pilar MPR RI yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. “Ini merupakan salah satu metode sosialisasi,” ujar anggota Fraksi PKB di MPR itu.
BACA JUGA: Festival Rimpu Perkenalkan Seni Budaya Bima dan Dompu
Sebagai seni budaya yang benuansa Islam ini, Neng Eem menyebut penyampaian Empat Pilar lewat pertunjukan Seni Budaya juga digelar di banyak daerah. “Pementasan seni budaya oleh MPR beragam seperti Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya.
Di hadapan para santri serta masyarakat yang hadir, Neng Eem mengatakan mari kita implementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada kehidupan sehari-hari. Untuk itu persatuan berbangsa melalui seni budaya ini harus dirawat dan dijaga," tuturnya.
Salah satu kiat untuk menjaga persatuan Bangsa Indonesia, menurut Neng Eem adalah dengan mengamalkan Pancasila. Dari sinilah maka MPR melakukan sosialisasi hingga wilayah desa.
“Sambil nonton Festival, mari kita laksanakan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila,” tegasnya.
Kepala Biro Humas MPR RI Siti Fauziah dalam sambutannya memaparkan MPR memiliki berbagai metode untuk mensosialisasi Empat Pilar. Disebut seperti cerdas cermat, outbond, debat, seminar, perkemahan hingga pentas kesenian tradisional. "Kali ini lewat Seni Budaya Islam," ujarnya.