Mesir dan Ethiopia Sepakat Upayakan Penyelesaian Sengketa di Sungai Nil
jpnn.com, SOCHI - Pemimpin Mesir dan Ethiopia menemukan kata sepakat untuk memulai kembali pekerjaan sebuah komite yang bertugas sebagai perantara kesepakatan tentang syarat-syarat pengoperasian bendungan pembangkit listrik tenaga air raksasa, Kamis (24/10).
Kesepakatan itu diumumkan oleh jurubicara kepresidenan Mesir setelah pertemuan antara Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed di sela-sela pertemuan puncak Rusia-Afrika di resor Sochi di Laut Hitam.
Kesepakatan itu dibuat setelah pertikaian diplomatik yang telah berlangsung lama antara kedua negara mengenai Grand Renaissance Ethiopia Dam (GERD) di wilayah Nil Biru Ethiopia. Ketegangan semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir, hingga Amerika Serikat menawarkan diri untuk melakukan mediasi.
Sebelumnya, Kementerian luar negeri Mesir pada hari Rabu (23/10) telah menerima tawaran Amerika Serikat untuk pertemuan para menteri luar negeri dari Mesir, Ethiopia dan Sudan, yang juga yang terkena dampak GERD. Namun tidak diumumkan tanggal untuk pembicaraan.
Sehari setelahnya, juru bicara presiden Mesir tidak menyebutkan bahwa proses mediasi akan tetap berlanjut, namun menegaskan bahwa komite teknis akan melanjutkan pekerjaannya.
"Dengan cara yang lebih terbuka dan positif, untuk mencapai visi akhir tentang aturan untuk mengisi dan mengoperasikan bendungan," begitu bunyi pernyataan tersebut seperti dimuat Al Jazeera.
Komite tersebut diketahui gagal menghasilkan kesepakatan meskipun bertahun-tahun pertemuan antara pejabat dari Ethiopia, Mesir dan Sudan.
Awal bulan ini, Mesir mengatakan telah menghabiskan upaya untuk mencapai pakta tentang kondisi untuk mengoperasikan bendungan terbesar di Afrika itu dan mengisi waduk di belakangnya.