Meski Hamil Dipaksa Suami Mangkal di Pinggir Jalan jadi PSK
Dikatakan, meski ia sedang hamil tetap dipaksa melayani nafsu pria hidung belang dengan tarif sekali kencan Rp 200 ribu. "Sebenarnya aku enggak mau, tapi karena dipaksa dan diancam suamiku makanya aku terpaksa begini," katanya.
Perempuan berkulit putih ini mengaku, ia sudah berulangkali pulang ke rumah orang tuanya di Jalan Notes karena tidak sanggup tinggal bersama suaminya. Namun, sambung Mirna, ayahnya selalu mengusir dan memintanya untuk kembali ke tempat tinggalnya di Jalan Pabrik Tenun.
"A yahku malu karena aku sedang hamil kok tinggal sama orang tua. Makanya aku diusir orang tuaku. Aku sudah enggak tahan sama suamiku, aku enggak mau pulang," keluhnya.
Ia menceritakan, ketika usia kehamilannya masih dua bulan, suaminya pernah menjualnya kepada bandar sabu-sabu. "Jadi, temannya bilang suka samaku dan ingin begituan. Lalu, suamiku menyuruhku untuk melayaninya," ungkap Mirna.
Awalnya, lanjut Mirna, ia tak mau melayani. Akan tetapi, suaminya langsung marah-marah dan mengancam akan memukulinya. "Aku dibawanya ke Hotel Novi, Simpang Barat. Lalu, aku dibawa ke dalam kamar hotel itu. Ternyata, kawannya sudah ada di dalam kamar dan aku dipaksa melayaninya selama satu malam," bilang Mirna yang terus menangis.
Setelah melayani teman suaminya, sambung Mirna, ia mendapat bayaran Rp 500 ribu. Namun, uang tersebut diminta sebagian oleh suaminya. "Dikasih uang aku sama kawannya Rp 500 ribu, tapi suamiku minta Rp 100 ribu untuk beli sabu-sabu di Kampung Kubur," bilang Mirna.
Ia menuturkan, dirinya sakit hati dengan perbuatan suaminya yang tega menjual istrinya sendiri. "Sakit kali perasaanku, suamiku sendiri menjualku sama temannya. Entah dimana otaknya, enggak ngerti aku. Uda gitu, abis aku melayani kawannya, dibilang pula “lumayan kan dapat Rp 500 ribu”," tuturnya.
Diutarakannya lagi, sejak peristiwa itu suaminya memaksanya untuk mejadi PSK di pinggir jalan. Bahkan, saat hamil tua pun harus tetap melayani pria hidung belang.