Metode Baru Perawatan Sakit Pinggang, Diklaim Lebih Baik dari PLDD
jpnn.com, JAKARTA - Studi Global Burden of Disease 2017 memperkirakan bahwa sakit punggung bawah (lumbago), masuk dalam 10 penyakit teratas di dunia, dan penyebab utama terbatasnya aktivitas.
Sakit punggung bawah (lumbago) memengaruhi orang-orang dari segala usia, dari anak-anak hingga orang tua, dan itu jadi alasan yang sangat sering pergi ke petugas medis.
Tingkat prevalensi untuk anak-anak dan remaja lebih rendah, daripada yang terlihat pada orang dewasa.
Herniasi diskus pinggang atau biasa dikenal dengan "saraf terjepit", adalah salah satu penyebab paling umum dari nyeri punggung bawah atau pinggang (lumbago), yang berhubungan dengan nyeri kaki.
Saat ini, sakit punggung bawah (lumbago) diobati terutama dengan analgesik, juga perawatan alternatif termasuk terapi fisik, rehabilitasi, dan manipulasi tulang belakang.
Operasi diskus tetap menjadi pilihan terakhir ketika semua strategi lain gagal, tetapi hasilnya belum mengembirakan.
Perawatan bedah yang umum untuk sakit pinggang (lumbago) dan linu panggul refrakter (refractory sciatica), yang disebabkan oleh herniasi diskus lumbar, adalah disektomi.
Prosedur invasif minimal, termasuk terapi perkutan dengan anestesi lokal, semakin mendapat perhatian baru-baru ini di Indonesia.