Migas Indonesia Terburuk di Dunia
Selasa, 28 Februari 2012 – 07:52 WIB
Kecenderungan harga minyak yang tinggi, sambung dia, disebabkan faktor fundamental. Terjadi pertumbuhan konsumsi, terutama akibat faktor geopolitik di Timur Tengah yang merupakan kawasan cadangan dan produksi minyak terbesar di dunia. ’’Apabila Selat Hormuz sampai ditutup, harga minyak bisa melejit ke level USD 150 per bbls bahkan bisa sampai USD 200,’’ tegas Kurtubi.
Salah kelola juga pemicu penyebab rendahnya produksi minyak. Anjloknya investasi eksplorasi pengeboran di blok baru menyebabkan langkanya penemuan cadangan atau lapangan minyak baru. ’’Sehingga, produksi hanya mengandalkan lapangan-lapangan sudah tua,’’ imbuhnya.
Sedangkan menurut pantauan Global Petroleum Survey 2011, kondisi investasi sektor hulu migas di Indonesia termaksud salah satu yang terburuk di dunia. Bahkan untuk kawasan ASIAN keadaan sistem investasi migas di Indonesia paling buruk. ’’Lebih buruk dari semua negara tetangga,’’ kata Kurtubi.