Militer India Tingkatkan Kewaspadaan di Wilayah Mayoritas Muslim Ini, Ada Konflik Apa Lagi?
jpnn.com, NEW DELHI - Tentara-tentara India berpatroli di jalanan dan bersiaga di atas bangunan Kota Srinagar, Kashmir, Senin (3/8). Patroli dilakukan menjelang satu tahun pencabutan otonomi khusus di daerah berpenduduk mayoritas Muslim tersebut.
Otoritas setempat pada Senin memberlakukan jam malam di Srinagar sampai Rabu (5/8) setelah adanya laporan intelijen mengenai potensi aksi protes dari masyarakat.
Pemerintah India pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi pada 5 Agustus tahun lalu mencabut status khusus di Kashmir dan Jammu, sehingga memicu kemarahan warga setempat dan masyarakat di negara tetangga, Pakistan.
PM Modi juga mencabut status Jammu dan Kashmir sebagai negara bagian dengan membentuk dua wilayah yang dikuasai oleh pemerintah federal dan membagi wilayah Ladakh, yang didominasi penduduk beragama Buddha.
Di India yang didominasi penduduk beragama Hindu, hanya wilayah Jammu dan Kashmir yang dihuni oleh penduduk mayoritas Muslim.
India dan Pakistan telah tiga kali berperang untuk memperebutkan kekuasaan di Kashmir. Dataran tinggi di kaki Pegunungan Himalaya itu tahun lalu kembali jadi pusat ketegangan antara dua negara pemilik senjata nuklir itu.
Kepolisian India menerima informasi bahwa beberapa kelompok separatis, termasuk mereka yang didukung oleh Pakistan, berencana menggelar peringatan "Hari Hitam" pada Rabu, dan ada risiko kerusuhan yang dapat mengorbankan nyawa penduduk serta merusak bangunan.
Pemerintahan Modi mengatakan pencabutan status khusus itu bertujuan meningkatkan pembangunan ekonomi dan menyatukan dua daerah tersebut dengan negara bagian lain di India.