Milly & Mamet Sukses Tembus 1 Juta Penonton
jpnn.com - Strategi rumah produksi Starvision Plus dan sutradara Ernest Prakasa merilis film komedi keluarga di akhir tahun ternyata ampuh. Setelah Cek Toko Sebelah (2016) dan Susah Sinyal (2017), tahun ini giliran Milly & Mamet yang menunjukkan keberhasilan.
Spin-off Ada Apa dengan Cinta? (AADC) itu sudah ditonton 1.008.119 orang per Minggu (30/12). Angka tersebut masih akan bertambah. Sebab, filmnya masih tayang di bioskop. Apalagi, para cast dan tim promosi baru saja merampungkan tur promosi di 19 kota.
''Semoga bisa sampai dua juta deh," ujar Ernest kemarin siang (31/12) saat jumpa pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Tiga tahun berturut-turut merilis film komedi keluarga, Ernest menuturkan bahwa salah satu kunci suksesnya adalah membuat film yang relatable. Tiga film terakhir arahan Ernest -CTS, Susah Sinyal, dan Milly & Mamet- punya inti cerita yang nyambung dengan penonton. Simpel, mengena, dan dikemas dengan komedi.
Untuk Milly & Mamet, Ernest dan istrinya, Meira Anastasia, mengangkat kisah pasangan yang baru menikah dan problem yang mereka hadapi. Setelah film itu dirilis, Ernest menerima banyak respons positif di media sosial. Kebanyakan respons menyebutkan bahwa penonton merasa nyambung dengan cerita film. ''Jadi kayak, 'eh bagian atau cerita ini gue banget'," ucap komika 36 tahun tersebut.
Para pemain juga merasa nyambung dengan cerita film itu. Dennis Adishwara, misalnya. Pemeran Mamet tersebut merasa enjoy ketika syuting berlangsung. ''Pas baca naskah, kayak terima cermin, tapi dari kertas," katanya. Maksudnya, masalah atau cerita hidup Mamet mirip seperti yang dialami Dennis.
Milly & Mamet yang mendulang lebih dari satu juta penonton setelah 11 hari tergolong sukses. Sebab, film yang juga dibintangi Sissy Prescillia itu dirilis bersamaan dengan film-film blockbuster Hollywood yang diminati di tanah air. Ada Aquaman dan Bumblebee. Persaingan jumlah penonton semakin sengit.
Menanggapi hal itu, Ernest santai saja. Memang, perkembangan jumlah penonton Milly & Mamet tidak secepat CTS atau Susah Sinyal karena harus bersaing dengan film-film Hollywood. ''Namanya juga industri film, lagian kan masa tayang masih panjang," tuturnya.