Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mimi Tjong

Oleh: Dahlan Iskan

Rabu, 29 November 2023 – 07:07 WIB
Mimi Tjong - JPNN.COM
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Deli terkenal tanah subur. Dengan perkebunanmya yang terkenal sampai ke Eropa.

Tjong juga orang kaya yang beda: tidak berjudi, tidak main perempuan, tidak mengisap candu dan segala hal yang tercela.

Dia belajar keras bahasa Melayu. Hubungan antarsukunya dikenal sangat baik. Kalau ada pertengkaran antarras, Tjong yang mendamaikan.

Dia membangun masjid --masih ada sampai sekarang. Membangun kelenteng –juga masih ada. Membangun gereja –sudah tidak ada.

Kalau ada kerusuhan buruh perkebunan milik perusahaan Belanda, Tjong pula yang meredakan. Tjong pun diangkat Belanda menjadi letnan. Lalu menjadi kapten. Terakhir menjadi mayor.

Satu-satunya cucu yang tinggal di Medan ini hanya punya anak satu orang. Perempuan. Sekolah di Cornell University di pedalaman New York. Kawin dengan bule di sana. Juga punya anak satu.

Anak, menantu, dan cucu itu pernah ke Medan. Satu minggu tinggal di salah satu kamar rumah besar itu.

Kehidupan Mimi Tjong sangat sederhana. Mobilnya hanya Rush. Dia setir sendiri pula di usianyi yang 74 tahun. Bukan mobil matic pula. Saat menemui saya itu dia baru pulang dari pasar.

Tjong Afie adalah konglomerat pertama di Medan. Sezaman dengan Oei Tiong Ham, si raja gula dari Semarang. Tjong meninggal tahun 1921. Oei meninggal 1924.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close