Minta KPK Putus Mata Rantai Dinasti Koruptor di Banten
jpnn.com - JAKARTA - Puluhan mahasiwa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Tangerang Selatan (KAMTAS) melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (29/9). Aksi ini dilakukan karena prihatin melihat Kota Tangsel yang sudah lama dikuasi oleh dinasti koruptor Banten.
Koordinator aksi Muflih memuji keberhasilan menjerat dua gembong dinasti koruptor yakni eks Gubernur Ratu Atut Chosiyah dan adiknya Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan. Namun, pekerjaan KPK belum tuntas lantaran masih ada Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany yang tak lain adalah istri dari Wawan.
"Lantas apa lagi yang ditunggu KPK selain segera mengusut dinasti koruptor ini secara tuntas?," kata Muflih saat berorasi di KPK.
Dia menuding Airin turut menerima dana tunjangan hari raya (THR) dalam kasus korupsi alat kesehatan RSUD Tangsel 2012. Tudingan tersebut didasari pengakuan terdakwa Dadang Prijatna dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Serang tanggal 1 September 2015 lalu.
Dalam persidangan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Tangsel Dadang M Epid juga menyampaikan kesaksian yang mengindikasikan keterlibatan Airin dalam kasus dugaan korupsi tersebut.
"Kasus korupsi alkes RSUD Tangsel telah merugikan negara Rp 23 miliar. Mirisnya lagi, Dadang Prijatna ini merupakan tangan kanan Wawan, suaminya Airin," tambah Muflih
Atas dasar itu, massa menuntut KPK untuk segara menangkap Airin dan membersihkan Tangsel dari korupsi.
"Kami menuntut KPK berani memutus mata rantai dinasti koruptor di Tangsel. Kami juga menuntut KPK melakukan transparansi informasi terkait bukti-bukti keterlibatan Airin dalam kasus alkes RSUD Tangsel," ujar Muflih. (dil/jpnn)