Minta Perbatasan RI-PNG Dilengkapi Alat Detektor
jpnn.com - KAPOLDA Papua Irjen Polisi Tito Karnavian menyatakan perbatasan RI-Papua Nugini (PNG), khususnya di pintu masuk Skouw di Jayapura, dengan Wutung, Vanimo, PNG, sudah harus dilengkapi dengan detektor. Tujuannya adalah untuk mendeteksi masuknya barang-barang ilegal ke tanah air.
"Misalnya masuknya senjata api dan amunisi," kata Kapolda kepada Antara di Jayapura, Minggu.
Tito menegaskan bahwa usulan itu perlu segera direalisasikan. Sebab, beberapa waktu belakangan pihaknya telah memeriksa beberapa orang kelompok bersenjata. Diduga mereka membeli senjata dan amunisi dari PNG.
Senjata maupun amunisi itu dibawa secara bertahap melalui jalur resmi, yakni pos perbatasan kedua negara. "Maka sudah seharusnya segera dipasang alat di perbatasan, baik itu metal detektor maupun X-Ray," ujar Tito.
Menurut dia, senjata api dan amunisi yang berhasil diperoleh tim gabungan itu masuk ke Jayapura tidak melalui jalan setapak atau yang dikenal sebagai jalan tikus. Tetapi mereka membawa masuk melalui pintu resmi.
Selain itu, senjata api dan amunisi yang dibeli di wilayah PNG itu dananya berasal dari sumbangan para simpatisan kelompok bersenjata yang bekerja di wilayah negara tetangga itu sebagai penebang kayu di hutan-hutan PNG.
Sebelumnya, tim gabungan dari Polda Papua dan Kodam XVII Cenderawasih, Rabu (25/6) berhasil menangkap tiga orang beserta dua pucuk senjata dan 1.423 butir amunisi dari berbagai jenis dan kaliber. Menurut keterangan polisi senjata api dan amunisi itu dibawa melalui jalur darat menuju Wamena untuk selanjutnya diserahkan ke kurir yang akan membawanya ke kelompok bersenjata di pedalaman Papua. (ant/rr/mas)