Minyak Dunia Anjlok, Harga BBM Tak Langsung Turun
Harga kumpulan minyak negara-negara OPEC (basket OPEC) Kamis lalu (27/11) sudah menyentuh USD 70,80 per barel. Itu merupakan yang terendah sejak 25 Agustus 2010. Saat itu harga minyak basket OPEC ada di level USD 70,00 per barel.
Sementara itu, harga minyak jenis light crude untuk kontrak pengiriman Desember 2014 sudah menyentuh USD 68,8 per barel. Bahkan, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2015sudah merosot hingga USD 66,15 per barel, terendah sejak September 2009.
Terus menurunnya harga minyak tidak membuat pemerintah gegabah menurunkan harga BBM. Menteri ESDM Sudirman Said, misalnya, mengatakan, ada pengkajian harga sesuai dengan harga keekonomian. Tetapi, tidak serta-merta harga BBM diturunkan. Sebab, itu butuh proses yang panjang.
Meski demikian, peluang turunnya harga BBM masih terbuka lebar. Asal, pemerintah tidak kembali memberikan subsidi yang besar. Sebab, pemerintah ingin menggeser anggaran subsidi tersebut ke sektor produktif. ”Patokannya, tidak mungkin harga (BBM) subsidi melewati tarif keekonomian,” ujarnya.
Di Istana Bogor, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro juga tidak mau berandai-andai apakah turunnya harga minyak diikuti dengan revisi harga BBM bersubsidi. Salah satu pertimbangannya adalah prediksi harga minyak dunia tahun depan. ”Nggak tahu saya (apakah harga minyak turun terus). Kami kalau menghitung besaran subsidi harus tahunan, nggak bisa harian,” terangnya. (owi/dim/c11/kim)