Mirip Bengkel, Sehari Bisa Delapan Kali Transplantasi
Jumat, 29 Januari 2010 – 05:10 WIB
Bocah ini akan mendapatkan donor dari ibunya. Untuk itulah, sembilan dokter dan dua perawat dari RSUD dr Soetomo Surabaya belajar dengan sangat serius di OOTC (Oriental Organ Transplant Center), Tianjin. Kondisi bocah inilah yang membuat kami tak takut pada dinginnya udara Tiongkok. Ketika kami tiba, Minggu pagi (17/1), suhu di Beijing minus 10 derajat Celsius. Begitu pula di Tianjin, yang berjarak sekitar 2,5 jam dengan bus dari ibu kota negeri berpenduduk 1,3 miliar orang itu.
Tanpa saya ceritakan pun, pembaca pasti sudah bisa membayangkan dinginnya udara bersuhu serendah itu. Dari dalam gedung terminal, terlihat salju masih menyelimuti sebagian jalan dan atap bangunan-bangunan di luar bandara. Padahal, sinar matahari cukup cerah. Artinya, udara di luar bandara memang sedang sangat dingin.
Tianjin sebenarnya bisa dicapai dengan kereta api yang baru dari Beijing. Lebih cepat, hanya 28 menit. Tetapi, karena kami masing-masing membawa koper besar "risiko traveling di musim dingin" terlalu ribet kalau harus menggunakan kereta. Apalagi, masih harus pakai underground (kereta bawah tanah) dulu. Dan, di sana, baik di bandara maupun stasiun, tidak ada petugas portir yang bisa membantu mengangkat koper. Naik bus lebih simpel karena bisa langsung naik dari bandara. Turunnya di terminal bus Tianjin. Dari sini bisa naik taksi ke hotel atau ke mana pun tujuan kita.