Miris! Kemenangan Brexit Picu Merebaknya Aksi Rasial
Di kawasan Huntingdon, Cambridgeshire, kebencian terhadap pendatang asal Polandia meningkat pesat. Kelompok anti-imigran bahkan melempari mereka dengan batu.
’’Mereka yang tertangkap tangan menyebarkan selebaran rasial akan kami tangkap dan kami jerat dengan pasal pidana dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara,’’ tegas Martin Brunning, salah seorang pejabat polisi di Cambridgeshire.
Dia mengakui, aksi kejahatan rasial meningkat tajam pasca kemenangan Brexit. Jika pada bulan lalu tercatat 54 aksi rasial, jumlahnya meningkat menjadi 85 kasus selama Kamis (23/6) hingga Minggu.
Sementara itu, PM Inggris David Cameron akhirnya sepakat bertemu dengan para pemimpin UE kemarin (28/6). Namun, dia tetap belum akan menetapkan tanggal perceraian Inggris dari UE.
’’Sebelum mengaktifkan pasal 50 Lisbon Treaty, kita perlu menentukan lebih dulu seperti apa hubungan kita selanjutnya dengan UE nanti. Semua itu bergantung kepada PM dan kabinet baru,’’ tutur pemimpin 49 tahun itu di hadapan parlemen.
Di sisi lain, Kanselir Jerman Angela Merkel bersama Presiden Prancis Francois Hollande dan PM Italia Matteo Renzi mendesak Cameron segera menyebut tanggal.
Sebab, tanpa tanggal pasti, kekacauan ekonomi dan politik di UE pasca-Brexit bakal terus berlanjut. ’’Tidak akan ada pertemuan formal maupun informal tentang Brexit sebelum dokumen Inggris (tentang Brexit, Red) lengkap,’’ kata Merkel.
Di tempat terpisah, Menteri Kesehatan Jeremy Hunt menyatakan bahwa usulan sebagian masyarakat tentang referendum kedua adalah hal yang masuk akal. Asalkan, hasilnya tetap sama. Yakni, kemenangan Brexit.