Miskin, Merantau jadi Kaya Raya, Lupa Anak Bini...Miskin Lagi
Tito mengakui, banyak yang salah duga ketika filmnya mulai diperkenalkan kepada publik. Judulnya memang agak nyentrik.
"Sejumlah pertanyaan kepada kita itu seperti 'emang Tuhan punya bisnis?’, terus ‘Lha kok Tuhan dibisniskan?’. Kita jawabnya kompak saja, makanya nonton dulu filmnya," bebernya.
Kejadian unik juga sempat menghampiri para kru film. Salah satunya terjadi pascacasting. Waktu itu, salah seorang kru bagian wardrobe, Apriyanto Ramadhan, hendak menjemput talent (pemain) bernama Angel di sebuah gang di Kota Pontianak.
"Pas bakda (setelah salat) Isya. Kelewatan rumah Si Angel. Orang-orang pada pulang salat di masjid. Pas mau mutar di masjid, Apri ini diberhentikan orang, karena di mobil kita kan ada tulisan Bisnis Tuhan,” ungkap Tito.
Nah, lanjut dia, penduduk setempat pun memanggil mereka. Dan ditanyai. “Ada yang kira kita Gafatar,” tukasnya mengulum senyum.
Saat syuting di Desa Kubu pada suatu siang, kru film yang sedang melakukan proses pengambilan gambar didatangi sekelompok anak-anak desa yang datang ke lokasi menggunakan sepeda. Mereka memperingatkan bahwa kru film akan didatangi wanita bercadar.
"Anak-anak itu bilang ke kami, 'Bang, bang, abang hati-hati ya, ada yang bilang ada bercadar hitam pingin ngagak (mendatangi,red) yang bikin film. Katanya di sini yang dari Gafatar’. Jadi banyaklah isu-isu yang berkembang, hehe," jelas Tito.
Namun demikian, syuting berjalan lancar. “Mungkin berkahnya Bisnis Tuhan inilah," selorohnya. (*)