Misteri Watu Lumpang, Dijaga Harimau Putih dan Ular
Pada zaman pra sejarah, lanjut Gunawan, batu itu digunakan sebagai tempat pemujaan arwah nenek moyang. Sedangkan pada zaman megalitikum atau jaman batu, kedua benda itu digunakan sebagai alat menumbuk padi.
Kisah Watu Lumpang, sambung dia, tidak hanya itu. Konon, pada zaman kerajaan, benda purbakala itu sebagai tempat persinggahan Raja dari Solo bersama putrinya setiap hendak menuju ke Tegal Arum Amangkurat, di Desa Pesarean, Kecamatan Talang.
"Kalau menurut orang-orang, Watu Lumpang itu sering dikunjungi Raja Solo setiap malam minggu dengan mengendarai kereta kencana," tuturnya.
Saat ini, masih kata Gunawan, Watu Lumpang ditunggu oleh sepasang suami istri yang selalu berpakaian hitam. Mereka adalah, Mbah Siliwangi yang berwujud harimau putih dan Mbah Wiri yang berwujud ular.
Meski ditunggu oleh sepasang suami istri yang tidak terlihat wujudnya itu, tapi Watu Lumpang acap kali dikunjungi oleh warga sebagai tempat prosesi ritual. Hal itu terjadi sejak masa 1930 silam.
"Warga sering berkunjung ke sini (Watu Lumpang). Mereka sekedar meminta keselamatan, keberkahan, dan lainnya," kata Gunawan yang mengaku kerap melihat kepala kambing, kepala kerbau, dan kelapa hijau di lokasi tersebut. (yer/adi/sam/jpnn)