Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Misterius! Puluhan Ton Ikan Mati, Singkarak Masih Menyengat

Sabtu, 14 Februari 2015 – 02:58 WIB
Misterius! Puluhan Ton Ikan Mati, Singkarak Masih Menyengat - JPNN.COM
Sejumlah warga Saniangbaka, Solok, memisahkan ikan mati. Foto: Padang Ekspres/JPNN

jpnn.com - SOLOK - Masyarakat di sekitar Danau Singkarak, Sumatera Barat masih diselimuti teka teki. Hingga empat hari pascamatinya puluhan ton ikan keramba apung milik, belum juga diketahui penyebabnya.

Warga pun mulai terganggu oleh bau busuk yang menyengat dari bangkai ikan. Namun, masih ada juga masyarakat yang memanen ikan tersebut dengan alasan, masih baik untuk dimasak.

Sejak matinya ikan keramba apung, setiap pagi masyarakat Nagari Singkarak dan Nagari Saniangbaka, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, selalu mendapatkan ribuan bangkai ikan di tepi danau. Banyak masyarakat yang memanen bangkai ikan tersebut dengan alasan belum berbau. 

Di sisi lain, sebagian pemilik keramba seakan pasrah dengan keadaan itu. Ada yang membiarkan ikannya mati terapung, ada juga yang berusaha memanen ikan yang masih pusing. "Kalaupun bisa dijual harganya sangat murah, sekitar Rp 8.000 hingga Rp 10.000 per kilo," kata Oktavianus, salah seorang pemilik keramba di Singkarak, kepada Padang Ekspres, Jumat (13/2).

Oktavianus mengatakan, akibat musibah ini, sekitar 105 kerambanya yang penuh berisi ikan mati mendadak. "Ikan yang terlihat mati hari ini, masih sisa yang kemarin," papar Oktavianus yang mengaku rugi hingga ratusan juta rupiah itu.

Bupati Solok Syamsu Rahim menegaskan, musibah yang menimpa petani ikan di Danau Singkarak ini harus segera ditindaklanjuti dan  jangan dianggap enteng. 

Menurut Syamsu Rahim, dari penelitian yang dilakukan Dinas Perikanan Kabupaten Solok, kematian ribuan ikan keramba itu bukan karena pengaruh sisa makanan ikan yang menumpuk di dasar danau. "Ini jangan dianggap karena bencana alam dan musibah semata. Hasil sementara ikan mati ini disebabkan faktor lingkungan yang kumuh," ujar Syamsu Rahim.

Selain itu, lanjutnya, ikan mati ini juga diduga karena belerang atau siklus 5 tahunan di Danau Singkarak. Namun untuk memastikan penyebabnya, Syamsu Rahim telah memerintahkan dinas terkait membawa sampel ikan mati dan air danau yang tercemar untuk dicek ke laboratorium.

SOLOK - Masyarakat di sekitar Danau Singkarak, Sumatera Barat masih diselimuti teka teki. Hingga empat hari pascamatinya puluhan ton ikan keramba

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News