Mistis! Bergelimpangan, Kesurupan di Lereng Merapi
jpnn.com - TABUHAN gamelan mengalun rancak. Semakin lama ritmenya semakin cepat. Puluhan penari berjingkrak di atas panggung pendek, di lantai berpasir.
Mereka semua bertopeng menyeramkan. Semuanya pria. Ada yang memerankan tokoh pewayangan, Hanoman, berkostum putih. Tapi ada yang merah.Sebagian bertopeng buto, tokoh jahat dalam cerita wayang.
Semakin cepat ritme gamelan, semakin menegangkan. Gerakan penari semakin tak beraturan, bersenggolan, gentayangan, memutar tak berarah di atas panggung.
Ratusan warga yang menonton tampak tegang. Tiba-tiba ada penari yang kelejotan di pasir. Ya, penari itu kesurupan. Matanya merah menyala, tatapannya nanar.
Anggota tim yang lain memberikan pertolongan, melepas topeng, membawa ke dalam, ke ruang “penyadaran”.
Itulah sajian kesenian tradisional warga Dusun Temusari, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Jateng, di sebuah halaman rumah warga setempat, Minggu (10/7).
Pentas seni warga di lereng Gunung Merapi itu ditampilkan berkaitan dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Sebagai ajang silaturahmi warga, sekaligus upaya menggaet wisatawan.
Aroma mistis memang menyeruak di panggung tarian. Ada bau kemenyan, yang dibakar di sisi panggung. Seperangkat gamelan terus ditabuh. Satu per satu, dan kadang bersamaan hingga dua-tiga penari, kesurupan.