Moratorium Umrah dari Arab, Agen Travel di Yogyakarta Bisa Merugi Miliaran Rupiah
jpnn.com, YOGYAKARTA - Biro pelayanan perjalanan umrah di Yogyakarta menghadapi risiko kerugian di tengah ketidakpastian mengenai sampai kapan Pemerintah Arab Saudi tidak menerima jemaah umrah dalam upaya mencegah penyebaran virus corona.
"Sampai sekarang masih ditutup dan belum ada kepastian hingga kapan. Ada yang bilang satu tahun, ada yang bilang sampai kondisi kondusif, ini kan tidak jelas. Ini bisa berdampak pelaku jasa perjalanan umrah merugi," kata Manajer Operasional Biro Haji dan Umrah Zhafirah Mitra Madina, Bayu Purnomo, di Yogyakarta, Sabtu.
"Banyak pihak dirugikan atas kejadian mendadak tersebut. Juga mengingat penutupan akses ke Tanah Suci yang belum bisa ditentukan kapan masa berakhir. Semua pihak termasuk stakeholder (pemangku kepentingan) pasti terdampak, para jamaah, sejumlah biro, pihak airlines, serta penyedia layanan yang ada," sambung Pengurus Kesekretariatan Forum Komunikasi Umrah dan Haji Yogyakarta (FORPUHY).
Dia memberikan gambaran, jika dalam sekali pelayanan perjalanan umrah untuk rombongan beranggotakan 45 orang tertunda maka kerugian yang diakibatkan nilainya sekitar Rp500 juta.
"Sebagai contoh saja, tanggal keberangkatan terdekat di Maret ini kan tanggal 7, 12, dan 22. Satu kali keberangkatan dengan harga tiket internasional dan domestik sekitar Rp15 juta, di kali 45 orang bisa sekitar setengah miliar. Jumlah itu dikalikan dua pemberangkatan lain bisa mencapai Rp1,5 miliar," katanya mengenai kondisi di biro pelayanan umrahnya.
Bayu mengatakan bahwa penghentian sementara penerimaan jamaah umrah dari luar Arab Saudi juga berdampak pada jamaah.
"Kalau orang mau umrah itu kan pasti ada tradisi pamitan, kenduri, dan sebagainya, tapi tidak jadi berangkat. Tentu hal ini berpengaruh juga," katanya.
Dia berharap setidaknya ada asuransi jemaah yang berkaitan dengan pembatalan dan penundaan keberangkatan ke Tanah Suci.